Bab I
Pendahuluan
1.1
LATAR BELAKANG
MASALAH
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk
menciptakan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, sikap sosial dan keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (Sisdiknas, 2004). Proses pendidikan yang
diselenggarakan secara formal di sekolah dimulai dari pendidikan formal yang
paling dasar sampai perguruan tinggi tidak lepas dari kegiatan belajar yang
merupakan salah satu kegiatan pokok dengan guru sebagai pemegang peranan utama.
Seperti telah diketahui, bahwa perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan
nasional dapat dilakukan dengan barbagai upaya, salah satunya adalah
penyempurnaan di bidang kurikulum. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
yang berlaku saat ini merupakan kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan masing-masing satuan pendidikan (Soehendro, 2006:5). Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk menjamin pencapain tujuan pendidikan nasional.
Selain itu, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
harus ditunjang oleh kemampuan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu
terapan dan ilmu pengetahuan dasar secara seimbang. Salah satu usaha untuk
meningkatkan penguasaan pengetahuan dasar adalah dengan meningkatkan
pengetahuan tentang alam, bumi serta isinya melalui mata pelajaran geografi.
Ruang lingkup geografi di SMA terdiri dari (1) Konsep dasar, pendekatan, dan prinsip dasar Geografi, (2) Konsep dan
karakteristik dasar serta dinamika unsur-unsur geosfer mencakup litosfer,
pedosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer dan antroposfer serta pola persebaran
spasialnya, (3) Jenis, karakteristik, potensi, persebaran spasial Sumber Daya
Alam (SDA) dan pemanfaatannya, (4) Karakteristik, unsur-unsur, kondisi
(kualitas) dan variasi spasial lingkungan hidup, pemanfaatan dan pelestariannya,
(5) Kajian wilayah negara-negara maju
dan sedang berkembang, (6) Konsep wilayah dan pewilayahan, kriteria dan
pemetaannya serta fungsi dan manfaatnya dalam analisis geografi, (7)
Pengetahuan dan keterampilan dasar tentang seluk beluk dan pemanfaatan peta,
Sistem Informasi Geografis (SIG) dan citra penginderaan jauh.
Dalam konteks penelitian ini, materi ajar yang digunakan
adalah segala hal tentang desa mencakup cirri struktur dan potensi desa. Bahan
ajar ini disampaikan kepada siswa melalui suatu metode/ pendekatan pembelajaran
yang sesuai sehingga diharapkan siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan
baik. Namun, dalam praktiknya di lapangan masih banyak guru yang menerapkan
pembelajaran konvensional dalam mengajarkan materi ini. Dalam pembelajaran ini, guru hanya
menerangkan materi dengan metode ceramah, memberi tugas membaca sebuah buku,
sehingga siswa hanya cenderung mendengarkan dan mencatat hal yang dianggap
penting. Akibatnya, informasi yang didapat
kurang begitu melekat pada diri siswa. Padahal belajar merupakan kegiatan aktif
siswa dalam membangun makna dan pemahaman (Suwandi, 2006:3). Dari penjelasan di
atas, pantas kiranya jika indikator-indikator keberhasilan tidak dapat dikuasai
oleh siswa dengan baik.
Berdasarkan alasan di atas, maka perlu strategi baru
yang lebih mampu memberdayakan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi ciri
struktur dan potensi desa. Salah satu strategi yang dapat mengaktifkan siswa
dan menjamin tercapainya tujuan pendidikan adalah melalui metode cooperative learning. Metode cooperative
learning merupakan konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan komunikasi aktif antara
dirinya, teman dan guru melalui sebuah diskusi dalam kelompok-kelompok kecil.
Salah satu komponen yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat
belajar atau sering disebut metode diskusi. Metode diskusi dapat mendorong
siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat baik dengan guru maupun
teman-temannya sehingga mereka dapat berpartisipasi secara optimal tanpa ada
aturan-aturan yang terlalu keras namun tetap mengikuti etika yang disepakati
bersama.
Dalam pembelajaran geografi, diskusi sangat membantu
terjadinya komunikasi dua arah. Karena, selain untuk meningkatkan pengetahuan,
pembelajaran geografi juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan
bernalar untuk memperluas wawasan siswa. Oleh karena itu, tujuan penerapan
metode ini lebih ditekankan pada aspek kemampuan mengidentifikasi ciri struktur
dan potensi desa sebagai salah satu jalan mengembangkan kemampuan bernalar dan
memperluas wawasan. Dengan demikian, pembelajaran geografi tidak hanya sekadar
mendengarkan guru menerangkan saja, tetapi diperlukan keaktifan siswa di dalam
proses belajar mengajar, sehingga terjalin interaksi baik antara siswa dengan
siswa maupun dengan guru.
Atas dasar latar belakang di atas, peneliti memutuskan
untuk melaksanakan penelitian yang berjudul Upaya
Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam mengidentifikasi pengertian, klasifikasi, dan POTENSI DESA SERTA KAITANNYA DENGAN
PERKEMBANGAN DESA – KOTA Dengan Metode Cooperative
Learning (Penelitian Tindakan
Kelas pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA …), yang diharapkan mampu mengubah cara
lama yang kurang berhasil dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam
mengidentifikasi segala hal tentang desa. Penelitian ini mengarahkan siswa
untuk lebih terlibat aktif dalam proses belajar mengajar sehingga
indikator-indikator keberhasilan dari pembelajaran ini bisa tercapai dengan
maksimal. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMA … karena peneliti
bekerja sebagai salah satu guru pengajar geografi di sekolah ini.
1.2
IDENTIFIKASI
MASALAH
Untuk memberikan
arah penelitian yang jelas berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan masalah penelitan ini sebagai berikut: “Apakah metode cooperative
learning dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas XII IPS 1 SMA … dalam
mengidentifikasi pengertian, klasifikasi, dan potensi desa serta kaitannya dengan perkembangan desa – kota?
2.3
BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1)
Metode pengajaran yang dipakai untuk meningkatkan
kemampuan siswa kelas XII IPS 1 SMA … dalam mengidentifikasi pengertian,
klasifikasi, dan potensi desa
serta kaitannya dengan perkembangan desa – kota adalah metode cooperative
learning.
2)
Kemampuan siswa kelas XII IPS 1 SMA … dalam
mengidentifikasi pengertian, klasifikasi, dan potensi desa
serta kaitannya dengan perkembangan desa – kota.
2.4
RUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini peneliti mencoba mencari jawaban
atas masalah berikut ini: “Apakah metode cooperative
learning dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas XII IPS 1 SMA … dalam
mengidentifikasi pengertian, klasifikasi, dan potensi desa
serta kaitannya dengan perkembangan desa – kota?”
2.5
TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ada dua,
yaitu:
1)
Mendeskripsikan proses pembelajaran pengertian,
klasifikasi, dan potensi desa
serta kaitannya dengan perkembangan desa – kota dengan cooperative learning
di kelas XII IPS 1 SMA ….
2)
Mengidentifikasi peningkatan kemampuan siswa kelas XII
IPS 1 SMA … perkembangan
desa – kota.
2.6
MANFAAT
PENELITIAN
Ada dua manfaat dalam penelitian ini, yakni:
1.
Manfaat Teoritis
Secara umum penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
terhadap teori pembelajaran geografi khususnya pembelajaran tentang pengertian,
klasifikasi, dan potensi desa
serta kaitannya dengan perkembangan desa – kota.
2.
Manfaat Praktis
Dilihat dari segi praktis, ada empat manfaat yaitu
sebagai berikut:
a.
Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat dipakai untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan siswa kelas XII IPS 1 SMA … dalam
mengidentifikasi pengertian, klasifikasi, dan potensi desa
serta kaitannya dengan perkembangan desa – kota.
b.
Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dipakai untuk
mengetahui bahwa metode cooperative
learning dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih
menarik dan kreatif yang dapat mengembangkan kemampuan siswa.
c.
Bagi siswa, penelitian ini dapat memotivasi mereka untuk
aktif bertanya dan mencoba memecahkan masalahnya sendiri dalam mengidentifikasi
pengertian, klasifikasi, dan potensi desa
serta kaitannya dengan perkembangan desa – kota dengan bekerjasama dan berdiskusi dengan temannya dan guru.
d.
Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat
dipakai sebagai bahan perbandingan dan referensi terhadap penelitian yang
membahas tentang cooperative learning,
pengertian, klasifikasi, dan potensi desa
serta kaitannya dengan perkembangan desa – kota.
Dokumen ini dalam bentuk Microsoft
Word 2007. Anda bisa mendapatkan full dokumen PTK ini dengan memesan melalui sms ke
085-294-176-789. Kemudian mentransfer biaya pengiriman
sebesar Rp. 50.000 ke nomor rekening BNI 0330900914. Setelah itu, dokumen segera dikirim ke alamat email anda.
Full dokumen berisi:
1.
Bagian awal (halaman judul, halaman Pengesahan, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, abstrak)
2.
Bab 1 – 5
3.
Lampiran
1 : Surat Permohonan Izin Penelitian
4.
Lampiran
2 : Surat Izin Penelitian
5.
Lampiran
3 : Berita Acara Seminar PTK
6.
Lampiran
4 : Daftar Nama Siswa
7.
Lampiran
5 : Daftar Hadir Siswa
8.
Lampiran
6 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
9.
Lampiran
7 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus I
10.
Lampiran
8 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus II
11.
Lampiran
9 : Materi Pembelajaran
12. Lampiran 10 : Lembar Observasi Kinerja Guru Pra Siklus
13. Lampiran 11 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
14. Lampiran 12 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
15. Lampiran 13 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Pra Siklus
16. Lampiran 14 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus I
17. Lampiran 15 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus II
18.
Lampiran
16 : Lembar Kerja Siswa Pra
Siklus
19.
Lampiran
17 : Lembar Kerja Siswa Siklus I
20.
Lampiran
18 : Lembar Kerja Siswa Siklus II
21.
Lampiran
19 : Riwayat Penulis
22.
Lampiran 20 :
Foto Kegiatan
0 comments:
Post a Comment