• This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Thursday, October 13, 2016

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL PECAHAN SEDERHANA SISWA KELAS III SD NEGERI ….




BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Dalam silabus KTSP untuk mata pelajaran matematika di kelas III semester kedua SD Negeri … terdapat standar kompetensi nomor 3 “Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah” dengan kompetensi dasar nomor 3.1 “Mengenal  pecahan sederhana”. SK dan KD tersebut dapat dijabarkan menjadi indikator-indikator pembelajaran. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
-       Mengenal pecahan sederhana
-       Membaca lambang pecahan
-       Menuliskan lambang pecahan
-       Menyajikan nilai pecahan
-       Membilang dan menuliskan pecahan dalam kata-kata dan lambang
Menurut data awal penelitian, kualitas proses pembelajaran mengenal pecahan sederhana di kelas III SD Negeri … masih kurang baik. Guru masih menggunakan metode konvensional dimana proses pembelajaran dipenuhi oleh kegiatan ceramah, latihan soal, dan membahasnya. Kegiatan-kegiatan ini cenderung monoton dan menjemukan.
Kurangnya kualitas kinerja guru pada kondisi awal ini berpengaruh terhadap perilaku siswa kelas III ketika proses pembelajaran berlangsung. Mereka cenderung pasif, hanya melakukan kegiatan yang guru perintahkan saja, tidak termotivasi. Bahkan ada beberapa siswa yang melakukan kegiatan di luar jalur pembelajaran dan mengganggu temannya. Dari 28 orang siswa yang ada di kelas III ini, hanya ≤ 25% saja yang mampu saling membantu dalam menyelesaikan tugas, mampu berbagi informasi dengan cara berdiskusi, mampu menerima berbagai keragaman, mampu mengembangkan keterampilan sosial, mampu mengoordinasikan usaha untuk menyelesaikan tugas bersama-sama, bertanggungjawab, termotivasi dalam belajar, memiliki rasa percaya diri, mampu menunjukkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi, berperan aktif, saling berbagi kemampuan, dan berani menyampaikan pendapat. Pada aspek lain, hanya 26% – 50% siswa saja yang berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan, menunjukkan kesungguhan dalam belajar, dan berpikir kritis.
Kurangnya kinerja guru dan perilaku siswa kelas III seperti dijelaskan di atas berdampak negatif terhadap pemerolehan nilai siswa. Fakta-fakta di atas mengakibatkan sebagian besar siswa kelas III tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Dari 28 orang siswa yang ada di kelas III, hanya 5 orang saja yang mendapat nilai di atas KKM sedangkan sisanya sebanyak 23 orang mendapat nilai di bawah KKM. Ini berarti bahwa dari tes didapatkan hasil yang tidak memuaskan, tampak bahwa ketuntasan belajar hanya mencapai 17.9% dengan tingkat penguasaan materi hanya sebesar 59.3%.
Berdasarkan data awal ini peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas III SD Negeri ... dalam mengenal pecahan sederhana masih sangat rendah sekali. Proses pembelajaran dengan metode konvensional tidak efektif membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran. Untuk dapat mamahami materi ini, siswa memerlukan kegiatan yang dapat menguatkan kemampuan dalam kegiatan-kegiatan akademik, memberikan motivasi yang besar terhadap pembelajaran, meningkatkan efektivitas waktu pembelajaran dalam menyelesaikan tugas, menumbuhkan sikap percaya diri, memupuk kemampuan anak dalam bekerjasama, dan melatih sikap kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.
Oleh sebab itu, peneliti dan dua orang observer memutuskan untuk menggunakan metode kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran mengenal pecahan sederhana di kelas III ini. Metode ini menyediakan langkah-langkah pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, menyajikan informasi, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, membimbing kelompok belajar, melaksanakan evaluasi, dan memberikan penghargaan. Dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD diharapkan siswa kelas III dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengenal pecahan sederhana. Selain itu, mereka dilatih untuk dapat saling membantu, berbagi informasi dengan cara berdiskusi, menerima berbagai keragaman, mengoordinasikan usaha untuk menyelesaikan tugas bersama-sama, bertanggungjawab, membagi tugas, berbagi kepemimpinan, termotivasi, memiliki rasa percaya diri, menunjukkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi, berperan aktif, berpartisipasi aktif, menunjukkan kesungguhan, berbagi kemampuan, berlatih berpikir kritis, dan berani menyampaikan pendapat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul PENERAPAN METODE kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN Mengenal pecahan sederhana SISWA KELAS III SD NEGERI ….
1.2    Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti mencoba mencari jawaban atas pertanyaan berikut ini:
1.    Apakah metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan mengenal pecahan sederhana siswa kelas III SD Negeri ?
2.    Bagaimana proses pembelajaran mengenal pecahan sederhana melalui metode kooperatif tipe STAD di kelas III SD Negeri ?
1.3    Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui efektivitas metode kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan kemampuan mengenal pecahan sederhana siswa kelas III SD Negeri ...
2.    Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran mengenal pecahan sederhana melalui metode kooperatif tipe STAD di kelas III SD Negeri .
1.4    Kontribusi Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pihak-pihak seperti di bawah ini.
1.    Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dipakai untuk mengetahui apakah metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan mengenal pecahan sederhana siswa kelas III SD Negeri atau tidak. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan pengalaman yang sangat berharga dan dapat dipakai dalam kegiatan mengajar sehari-hari.
2.    Bagi guru-guru wali kelas III, laporan penelitian tindakan kelas ini menjadi bukti bahwa metode kooperatif tipe STAD dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih berkualitas sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh siswa dengan maksimal.
3.    Bagi siswa kelas III SD Negeri …, hasil penelitian ini memberikan solusi alternatif bagi masalah yang mereka hadapi dalam mengenal pecahan sederhana. Mereka dapat aktif bersama temannya dalam kegiatan-kegiatan belajar di dalam dan di luar jam sekolah dengan menggunakan berbagai media.
4.    Bagi peneliti lain, laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan penelitian-penelitian di masa mendatang menyangkut siswa kelas III, mata pelajaran matematika, dan metode kooperatif tipe STAD.


Dokumen ini dalam bentuk Microsoft Word 2007. Anda bisa mendapatkan full dokumen PTK ini dengan memesan melalui sms ke nomor 085-294-176-789 kemudian mentransfer biaya pengiriman sebesar Rp. 50.000.

Full dokumen berisi:
1.        Bagian awal (halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, abstrak)
2.        Bab 1 – 5
3.        Lampiran 1           : Surat Permohonan Izin Penelitian
4.        Lampiran 2           : Surat Izin Penelitian
5.        Lampiran 3           : Berita Acara Seminar PTK
6.        Lampiran 4           : Daftar Nama Siswa
7.        Lampiran 5           : Daftar Hadir Siswa
8.        Lampiran 6           : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
9.        Lampiran 7           : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
10.    Lampiran 8           : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
11.    Lampiran 9           : Materi Pembelajaran
12.    Lampiran 10         : Lembar Observasi Kinerja Guru Pra Siklus
13.    Lampiran 11         : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
14.    Lampiran 12         : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
15.    Lampiran 13         : Lembar Observasi Perilaku Siswa Pra Siklus
16.    Lampiran 14         : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus I
17.    Lampiran 15         : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus II
18.    Lampiran 16         : Lembar Kerja Siswa Pra Siklus
19.    Lampiran 17         : Lembar Kerja Siswa Siklus I
20.    Lampiran 18         : Lembar Kerja Siswa Siklus II
21.    Lampiran 19         : Riwayat Penulis
22.    Lampiran 20         : Foto Kegiatan


PENERAPAN TEORI SKEMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJELASKAN ISI TEKS MELALUI MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS III SD NEGERI ….



BAB I
PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang Masalah
Berbahasa pada dasarnya adalah proses interaktif komunikatif yang menekankan pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek tersebut sangat menentukan keberhasilan dalam proses komunikasi. Aspek-aspek bahasa tersebut antara lain keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Secara karakteristik, keempat keterampilan itu berdiri sendiri, namun dalam penggunaan bahasa sebagai proses komunikasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan keterpaduan dari beberapa aspek.
Dalam silabus KTSP untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III semester pertama SD Negeri … terdapat standar kompetensi membaca nomor 3 “Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif, dan membaca dongeng” dengan kompetensi dasar nomor 3.2 yaitu “Menjelaskan isi teks (100-150 kata) melalui membaca intensif”. SK dan KD tersebut dapat dijabarkan menjadi indikator-indikator sebagai tujuan pembelajaran. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
-       Menjawab pertanyaan sesuai dengan isi teks yang dibaca
-       Menyatakan pendapat mengenai isi teks yang dibaca
-       Menceritakan kembali isi teks yang dibaca
Berdasarkan data awal penelitian, proses pembelajaran menjelaskan isi teks melalui membaca intensif di kelas III SD Negeri … masih kurang berkualitas. Dari hasil observasi terhadap proses pembelajaran sehari-hari menyatakan bahwa metode ceramah tidak efektif membuat semua siswa kelas III memahami isi teks yang mereka baca. Metode ini tidak membantu siswa dalam memahami materi sehingga siswa sangat kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tes. Strategi yang diambil guru sangat tidak sesuai dengan materi.
Kinerja seperti ini berdampak kurang baik terhadap perilaku siswa kelas III di kelas ketika proses pembelajaran berlangsung. Mereka asyik dengan kegiatannya sendiri yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran. Terlihat siswa hanya membaca dan mencoba untuk memahami apa yang mereka baca. Terkadang terlihat para siswa hilang konsentrasi dan melakukan kegiatan lain, seperti bermain-main dengan teman, menulis sesuatu, dan beberapa dari mereka terlihat mengantuk. Dari 28 orang siswa yang ada di kelas III, hanya ≤ 25% saja yang antusias dalam merespons apersepsi, siap untuk belajar, memiliki keingintahuan terhadap materi pembelajaran, konsentrasi dalam menyimak penjelasan guru, berani untuk bertanya, berani mengungkapkan pendapat, antusiasme siswa terhadap setiap kegiatan pembelajaran, dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Sedangkan pada aspek lain, 76% - 100% siswa kelas III sudah jujur dalam mengerjakan tes.
Kurangnya kualitas proses pembelajaran menjelaskan isi teks melalui membaca intensif ini mengakibatkan sebagian besar siswa kelas III tidak mampu mencapai tujuan pembelajaran. Mereka tidak dapat menjelaskan isi teks yang mereka baca dengan baik sehingga pada kegiatan akhir mereka sangat kesulitan untuk menyelesaikan tes. Dari 28 orang siswa yang ada di kelas III, hanya 13 orang saja yang mampu mendapatkan nilai di atas KKM. Sisanya sebanyak 15 orang siswa mendapat nilai di bawah KKM. Ini berarti bahwa ketuntasan belajar hanya mencapai 46.4% dengan tingkat penguasaan materi hanya sebesar 63.6%.
Kondisi awal pembelajaran menjelaskan isi teks melalui membaca intensif memberikan beberapa masalah yang perlu dicari solusinya. Indikator-indikator pembelajaran belum dikuasai oleh semua siswa kelas III. Dari hasil diskusi peneliti dengan observer dapat disimpulkan bahwa dalam teks yang dibaca, siswa kelas III banyak sekali menemukan istilah-istilah baru dan asing. Banyak sekali kata atau frase yang tidak mampu mereka identifikasi maknanya. Oleh karena itu mereka merasa kesulitan dan tidak mampu menyelesaikan tugas degan baik. Selain itu, mereka melakukan proses membaca dengan tergesa-gesa, tanpa menghiraukan pemahaman terhadap isi teks tesebut. Akibatnya, mereka tidak mampu menjawab pertanyaan seputar teks tersebut yang peneliti berikan di akhir pembelajaran. Peneliti dan observer berpendapat bahwa dalam melaksanakan proses pembelajaran membaca intensif, guru seharusnya melakukan tahap pra-membaca.
Salah satu metode pembelajaran yang sesuai adalah teori skema. Dalam teori skema, aktivitas pra-membaca dilaksanakan dengan tujuan mengaktifkan skemata siswa atau pengetahuan/ pengalaman siswa yang relevan dengan teks yang akan mereka baca. Pada tahap ini, guru dapat pula memberikan pengetahuan/ pengalaman baru bagi siswa yang relevan dengan teks yang akan mereka baca sehingga siswa akan mudah memahami isi teks yang mereka baca. Tahap ini berisi kegiatan memperlihatkan media visual yang relevan dengan teks yang akan dibaca oleh siswa, menguak pengalaman hidup siswa terkait teks yang akan dibaca, mendiskusikan kata-kata kunci dari teks yang akan dibaca oleh siswa, memberikan pengetahuan baru dan pengalaman baru untuk menambah skemata siswa, dan membahas sedikit tentang judul teks yang akan dibaca oleh siswa.
Diharapkan dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran teori skema, kemampuan siswa kelas III dalam menjelaskan isi teks melalui membaca intensif dapat meningkat sesuai harapan. Selain itu, penggunaan teori skema diharapkan dapat meningkatkan perilaku siswa kelas III ketika proses pembelajaran berlangsung sehingga mereka lebih antusias, siap, memiliki keingintahuan, konsentrasi, berani, dan aktif.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas yang berjudul PENERAPAN Teori skema UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN Menjelaskan isi teks melalui membaca intensif sISWA Kelas III SD Negeri ….
1.2         Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti mencoba mencari jawaban atas pertanyaan berikut ini:
1.    Apakah teori skema dapat meningkatkan kemampuan menjelaskan isi teks melalui membaca intensif siswa kelas III SD Negeri ?
2.    Bagaimanakah penerapan teori skema pada pembelajaran menjelaskan isi teks melalui membaca intensif di kelas III SD Negeri ?

1.3         Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
1.    Untuk mengetahui efektifitas teori skema dalam meningkatkan kemampuan menjelaskan isi teks melalui membaca intensif siswa kelas III SD Negeri .
2.    Untuk mendeskripsikan penerapan teori skema pada pembelajaran menjelaskan isi teks melalui membaca intensif di kelas III SD Negeri .
1.4         Kontribusi Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara teoritis dan praktis.
1.    Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran terhadap teori pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar khususnya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca intensif.
2.    Manfaat Praktis
Dari segi praktis, penelitian ini bermanfaat bagi peneliti, guru-guru kelas sekolah dasar, siswa sekolah dasar, dan peneliti-peneliti lain sebagai pemerhati perkembangan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar.
°       Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa teori skema dapat meningkatkan kemampuan menjelaskan isi teks melalui membaca intensif siswa kelas III SD Negeri .
°       Bagi guru-guru, laporan penelitian tindakan kelas ini menjadi bukti bahwa teori skema dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran di sekolah dasar, khususnya dalam pembelajaran membaca intensif.
°       Bagi siswa kelas III SD Negeri , hasil penelitian ini memberikan solusi bagi masalah yang mereka hadapi dalam belajar khususnya dalam membaca intensif.
°       Bagi peneliti-peneliti lain, laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian-penelitian yang membahas topik yang sama.


Dokumen ini dalam bentuk Microsoft Word 2007. Anda bisa mendapatkan full dokumen PTK ini dengan memesan melalui sms ke nomor 085-294-176-789 kemudian mentransfer biaya pengiriman sebesar Rp. 50.000.

Full dokumen berisi:
1.        Bagian awal (halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, abstrak)
2.        Bab 1 – 5
3.        Lampiran 1           : Surat Permohonan Izin Penelitian
4.        Lampiran 2           : Surat Izin Penelitian
5.        Lampiran 3           : Berita Acara Seminar PTK
6.        Lampiran 4           : Daftar Nama Siswa
7.        Lampiran 5           : Daftar Hadir Siswa
8.        Lampiran 6           : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
9.        Lampiran 7           : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
10.    Lampiran 8           : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
11.    Lampiran 9           : Materi Pembelajaran
12.    Lampiran 10         : Lembar Observasi Kinerja Guru Pra Siklus
13.    Lampiran 11         : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
14.    Lampiran 12         : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
15.    Lampiran 13         : Lembar Observasi Perilaku Siswa Pra Siklus
16.    Lampiran 14         : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus I
17.    Lampiran 15         : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus II
18.    Lampiran 16         : Lembar Kerja Siswa Pra Siklus
19.    Lampiran 17         : Lembar Kerja Siswa Siklus I
20.    Lampiran 18         : Lembar Kerja Siswa Siklus II
21.    Lampiran 19         : Riwayat Penulis
22.    Lampiran 20         : Foto Kegiatan