BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran
bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia.
Standar
kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan
minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan
berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar
kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon
situasi lokal, regional, nasional, dan global.
Dalam silabus mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk kelas VI semester 2 SD … tahun pelajaran … terdapat standar
kompetensi nomor 7 yaitu “Memahami teks dengan membaca intensif dan membaca
teks drama”
dengan kompetensi dasar nomor 7.1 yaitu “Menemukan makna tersirat suatu teks melalui membaca
intensif”.
SK dan KD tersebut dapat dijabarkan menjadi indikator-indikator sebagai
berikut:
- Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan bacaan
- Memahami setiap bagian bacaan
- Membedakan antara fakta dan pendapat
- Membuat simpulan atas bacaan
- Menemukan makna
tersirat dalam bacaan
Dari data awal yang terkumpul dapat
diketahui bahwa pembelajaran Menemukan makna tersirat suatu teks melalui membaca
intensif di kelas VI SD ... tidak seperti yang diharapkan. Pada pelaksanaannya,
guru melaksanakan kegiatan apersepsi, menjelaskan tujuan
pembelajaran, memotivasi siswa, dan menjelaskan materi dengan cukup baik.
Namun, guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk menghafal materi, tidak
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengulang-ulang materi, tidak melakukan
tanyajawab seputar materi, tidak membentuk kelompok siswa, tidak memberi
kesempatan kapada siswa untuk berlatih dalam kelompok, tidak memberi tugas
kelompok, tidak membahas tugas kelompok bersama-sama, dan tidak memberikan
feedback.
Kinerja
guru yang kurang maksimal di atas berpengaruh terhadap perilaku siswa di kelas.
Dari hasil observasi awal dapat diketahui bahwa hanya sebagian kecil (≤ 25%)
siswa saja yang merespons apersepsi, memahami tujuan pembelajaran, dan
konsentrasi dalam menyimak penjelasan materi. Sedangkan perilaku semangat, anatusias, aktif, bertanggung
jawab, mampu bekerjasama, mempu berkomunikasi aktif, dan keberanian dalam
belajar tidak terlihat karena guru tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
dapat melatih karakter siswa tersebut.
Kinerja
guru dan perilaku siswa kelas VI yang kurang maksimal menyebabkan sebagian
besar siswa kelas VI tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran. Sebagian besar
siswa kelas VI tidak mampu menemukan makna tersirat suatu teks melalui membaca
intensif dengan
benar sehingga sebagian besar siswa kelas VI mendapat nilai di bawah KKM. Hanya
3 orang siswa saja yang mendapat nilai sama dengan KKM. Ini berarti bahwa
ketuntasan belajar hanya 15%. Sedangkan sebagian besar siswa kelas VI mendapat
nilai di bawah KKM sehingga nilai rata-rata kelas (penguasaan materi) menjadi
sangat rendah, yaitu 57,5%.
Dari data awal penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa
dalam menemukan makna
tersirat suatu teks melalui membaca intensif sangat lemah. Kompetensi ini kelihatannya sangat sulit dikuasai siswa kelas VI. Menurut hasil analisis, kekurangan pada
kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, termasuk dalam
memilih metode pembelajaran, menyebabkan perilaku siswa kelas VI menjadi kurang
positif terhadap pembelajaran sehingga sebagian besar dari mereka mendapat
nilai di bawah KKM.
Untuk
mengatasi masalah di atas, peneliti memutuskan untuk memberi tindakan
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VI dalam menemukan
makna tersirat suatu teks melalui membaca intensif. Tindakan yang
diambil harus mampu mengatasi kendala-kendala yang ada. Menurut pendapat
peneliti, guru perlu menggunakan metode pembelajaran yang dapat mempermudah
siswa dalam belajar.
Kemudian
peneliti memutuskan untuk menggunakan model ajar berganda karena dengan
menggunakan model ini, siswa akan mendapat dua metode pembelajaran sekaligus
yaitu metode yang berorientasi
proses (audiolingual) dan metode yang berorientasi produk (kooperatif). Model
ajar berganda memiliki kelebihan-kelebihan yang sangat kentara dan bermanfaat
bagi pemahaman hakikat pengajaran dan pengajaran bahasa khususnya. Oleh karena
itu, pemaduan unsur-unsur menonjol dari kedua metode akan lebih bermanfaat
daripada mengambil masing-masing pendekatan secara terpisah padahal telah jelas
memiliki sisi kelemahan seperti yang telah terungkap di atas. Diharapkan dengan
menggunakan model ajar berganda kemampuan siswa kelas VI dalam menemukan makna
tersirat suatu teks melalui membaca intensif.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas yang berjudul upaya MeningkatKan kemampuan MENEMUKAN MAKNA
TERSIRAT SUATU TEKS MELALUI MEMBACA INTENSIF SISWA kelas VI SD … tahun pelajaran … MELALUI model ajar berganda.
1.2
Rumusan Masalah
Dalam
penelitian ini peneliti mencoba mencari jawaban atas pertanyaan berikut ini:
1.
Apakah model ajar berganda dapat meningkatkan kemampuan menemukan makna
tersirat suatu teks melalui membaca intensif siswa kelas VI SD … tahun
pelajaran …?
2.
Bagaimanakah
proses pembelajaran model ajar berganda untuk meningkatkan kemampuan menemukan makna
tersirat suatu teks melalui membaca intensif siswa kelas VI SD …?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk:
1.
Mengetahui efektifitas model ajar berganda untuk meningkatkan kemampuan menemukan makna tersirat suatu teks melalui
membaca intensif siswa kelas VI SD … tahun pelajaran ….
2.
Mendeskripsikan
proses pembelajaran menggunakan model ajar berganda untuk meningkatkan
kemampuan menemukan makna
tersirat suatu teks melalui membaca intensif siswa kelas VI SD ….
1.4
Kontribusi Hasil Penelitian
Ada dua
manfaat dalam penelitian ini, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1)
Manfaat Teoritis
Secara umum
penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran terhadap teori
pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar khususnya untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam menemukan makna tersirat suatu teks melalui membaca
intensif.
2)
Manfaat Praktis
Dari segi
praktis, penelitian ini bermanfaat bagi peneliti, guru-guru kelas sekolah dasar, siswa sekolah dasar, dan
peneliti-peneliti lain sebagai pemerhati perkembangan pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah dasar.
°
Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dipakai untuk mengetahui efektifitas model ajar berganda untuk meningkatkan kemampuan
siswa kelas VI SD … tahun pelajaran … dalam menemukan makna tersirat suatu teks
melalui membaca intensif.
°
Bagi guru-guru, laporan penelitian tindakan kelas ini
menjadi bukti bahwa model ajar berganda efektif untuk meningkatkan kemampuan
siswa kelas VI SD Negeri … tahun pelajaran … dalam menemukan makna tersirat suatu teks
melalui membaca intensif.
°
Adapun bagi siswa,
hasil penelitian ini memberikan solusi bagi masalah yang mereka hadapi dalam
belajar khususnya dalam menemukan makna
tersirat suatu teks melalui membaca intensif.
°
Bagi peneliti-peneliti lain, laporan penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian-penelitian
yang membahas topik yang sama.
Dokumen ini dalam bentuk Microsoft
Word 2007. Anda bisa mendapatkan full dokumen PTK ini dengan memesan melalui sms ke
085-294-176-789. Kemudian mentransfer biaya pengiriman
sebesar Rp. 50.000 ke nomor rekening BNI 0330900914. Setelah itu, dokumen segera dikirim ke alamat email anda.
Full dokumen berisi:
1.
Bagian awal (halaman judul, halaman Pengesahan, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, abstrak)
2.
Bab 1 – 5
3.
Lampiran
1 : Surat Permohonan Izin Penelitian
4.
Lampiran
2 : Surat Izin Penelitian
5.
Lampiran
3 : Berita Acara Seminar PTK
6.
Lampiran
4 : Daftar Nama Siswa
7.
Lampiran
5 : Daftar Hadir Siswa
8.
Lampiran
6 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
9.
Lampiran
7 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus I
10.
Lampiran
8 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus II
11.
Lampiran
9 : Materi Pembelajaran
12. Lampiran 10 : Lembar Observasi Kinerja Guru Pra Siklus
13. Lampiran 11 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
14. Lampiran 12 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
15. Lampiran 13 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Pra Siklus
16. Lampiran 14 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus I
17. Lampiran 15 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus II
18.
Lampiran
16 : Lembar Kerja Siswa Pra
Siklus
19.
Lampiran
17 : Lembar Kerja Siswa Siklus I
20.
Lampiran
18 : Lembar Kerja Siswa Siklus II
21.
Lampiran
19 : Riwayat Penulis
22.
Lampiran 20 :
Foto Kegiatan
0 comments:
Post a Comment