bab I
pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
IPA diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan
masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak
buruk terhadap lingkungan. Di tingkat
SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat) yang
diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya
melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi
bekerja ilmiah secara bijaksana.
Pembelajaran
IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja
dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Pelaksanaan
pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan. Seluruh rangkaian kegiatan belajar
mengajar tersebut seharusnya terlebih dahulu direncanakan, disusun menjadi
tahap kegiatan awal, inti, dan akhir kemudian dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan tersebut. Menurut hasil observasi terhadap kondisi awal, guru tidak
melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan efektif. Perilaku guru ini
tidak menyebabkan siswa mendapat pemahaman dan pengalaman yang berarti sehingga
tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal. Siswa tidak mengalami
perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun
sikap.
Pelaksanaan
pembelajaran mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki hewan dan
lingkungan hidupnya
ini tidak menarik perhatian, tidak ada pembentukkan kelompok-kelompok siswa.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tidak menumbuhkan semangat dan motivasi
siswa. Siswa merasa bosan karena siswa tidak diberi kesempatan untuk
berinteraksi dan berdiskusi lebih dekat dengan guru dan temannya sehingga
mereka tidak dapat memahami karakter masing-masing. Dalam pembelajaran ini,
guru lebih banyak berada di depan kelas, tidak memantau siswanya dengan cara
mendatangi setiap meja mereka. Hal ini berdampak negatif kepada perilaku siswa
kelas VI. Pembelajaran ini membuat siswa
tidak berani mengungkapkan pendapatnya. Kurangnya kesempatan membuat mereka
kurang aktif karena mereka belajar dalam sebuah situasi klasikal yang
tradisional dimana guru berperan dominan dalam proses pembelajaran. Hal ini
membuat hilang antusiasme mereka dan berkurangnya motivasi karena tidak
terciptanya suasana yang kompetitif bagi siswa.
Di akhir pembelajaran, siswa sangat kesulitan untuk
menyelesaikan tes/ ulangan. Jumlah siswa yang mendapat nilai sama dengan dan di
atas batas KKM hanya
3 orang saja (12%). Sedangkan jumlah siswa yang mendapat nilai
kurang dari batas KKM adalah 24 siswa (88%). Ini berarti bahwa ketuntasan
belajar hanya 12%
saja dengan nilai rata-rata kelas 55,2.
Dari hasil observasi terhadap kondisi awal, peneliti
menyimpulkan bahwa kompetensi mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang
dimiliki hewan dan lingkungan hidupnya sulit dikuasai siswa. Seharusnya, guru melaksanakan langkah-langkah
pembelajaran dengan efektif. Siswa tidak mengalami perubahan tingkah laku, baik
yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Hendaknya pembelajaran
mendeskripsikan hubungan antara
ciri-ciri khusus yang dimiliki hewan dan lingkungan hidupnya ini membuat
siswa tertarik perhatiannya dengan membentuk kelompok siswa. Kegiatan-kegiatan
disusun, direncanakan, dan dilaksanakan supaya dapat menumbuhkan semangat dan
motivasi siswa. Selain itu, siswa harus diberi kesempatan untuk berinteraksi
dan berdiskusi lebih dekat dengan guru dan temannya sehingga mereka dapat
memahami karakter masing-masing. Guru seyogyanya harus lebih banyak berada di
depan kelas, memantau siswanya dengan cara mendatangi setiap meja mereka.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengubah perilaku siswa kelas VI menjadi
positif lagi terhadap pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, siswa harus dilatih
untuk berani mengungkapkan pendapatnya dengan memberikan kesempatan
seluas-luasnya untuk supaya mereka aktif di kelas. Hal ini dapat menumbuhkan
antusiasme dan memotivasi mereka karena akan tercipta suasana yang kompetitif
yang sehat bagi siswa.
Atas dasar
alasan di atas, peneliti memutuskan untuk memakai strategi meja bundar untuk
meningkatkan kemampuan mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki hewan dan
lingkungan hidupnya siswa kelas VI SD … dengan
mengadakan suatu penelitian dengan judul UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN HUBUNGAN
ANTARA CIRI-CIRI KHUSUS YANG DIMILIKI HEWAN DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA SISWA KELAS VI
SD … TAHUN PELAJARAN … MELALUI STRATEGI MEJA BUNDAR.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian
ini ada dua pokok masalah yang diketengahkan. Pokok-pokok masalah tersebut
dirumuskan sebagai berikut.
1)
Apakah
strategi meja bundar dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki hewan dan
lingkungan hidupnya
siswa kelas VI SD … tahun pelajaran …?
2)
Bagaimanakah
proses pembelajaran mendeskripsikan hubungan antara
ciri-ciri khusus yang dimiliki hewan dan lingkungan hidupnya melalui
strategi meja bundar di kelas VI SD … tahun pelajaran …?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang
ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1)
Untuk
mengetahui apakah strategi meja bundar dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang
dimiliki hewan dan lingkungan hidupnya siswa kelas VI SD … tahun pelajaran …
atau tidak.
2)
Untuk
mendeskripsikan proses pembelajaran mendeskripsikan
hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki hewan dan lingkungan hidupnya melalui
strategi meja bundar di kelas VI SD … tahun pelajaran ….
1.4 Kontribusi Hasil Penelitian
Secara garis
besar ada dua manfaat penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan praktis.
Manfaat teoritis yaitu guru dan siswa beroleh teori khusus tentang cara
penyajian bahan pembelajaran IPA yang disajikan dengan menggunakan strategi
meja bundar. Teori tersebut adalah penting bagi guru dan siswa sehingga apabila
refleksinya telah dimiliki, diharapkan guru dan siswa secara praktis dapat
mempraktikkannya dalam proses belajar mengajar materi yang sama secara sinergis
sehingga diperoleh pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih baik. Hal itu
dapat terwujud bilamana secara teoritis guru dan siswa memahami dan
menguasainya sedangkan secara praktis, hal itu dilaksanakan sesuai prosedur dan
aturan normatif yang ada.
Dokumen ini dalam bentuk Microsoft
Word 2007. Anda bisa mendapatkan full dokumen PTK ini dengan memesan melalui sms ke
085-294-176-789. Kemudian mentransfer biaya pengiriman
sebesar Rp. 50.000 ke nomor rekening BNI 0330900914. Setelah itu, dokumen segera dikirim ke alamat email anda.
Full dokumen berisi:
1.
Bagian awal (halaman judul, halaman Pengesahan, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, abstrak)
2.
Bab 1 – 5
3.
Lampiran
1 : Surat Permohonan Izin Penelitian
4.
Lampiran
2 : Surat Izin Penelitian
5.
Lampiran
3 : Berita Acara Seminar PTK
6.
Lampiran
4 : Daftar Nama Siswa
7.
Lampiran
5 : Daftar Hadir Siswa
8.
Lampiran
6 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
9.
Lampiran
7 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus I
10.
Lampiran
8 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus II
11.
Lampiran
9 : Materi Pembelajaran
12. Lampiran 10 : Lembar Observasi Kinerja Guru Pra Siklus
13. Lampiran 11 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
14. Lampiran 12 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
15. Lampiran 13 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Pra Siklus
16. Lampiran 14 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus I
17. Lampiran 15 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus II
18.
Lampiran
16 : Lembar Kerja Siswa Pra
Siklus
19.
Lampiran
17 : Lembar Kerja Siswa Siklus I
20.
Lampiran
18 : Lembar Kerja Siswa Siklus II
21.
Lampiran
19 : Riwayat Penulis
22.
Lampiran 20 :
Foto Kegiatan
0 comments:
Post a Comment