BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah
Sejak lama seni telah diasumsikan
memiliki peranan penting untuk membentuk manusia menjadi warga masyarakat yang
baik. Pelajaran seni di sekolah adalah tambahan bagi mata pelajaran akademik,
bisa juga sebagai program khusus bagi anak-anak berbakat, atau dapat berupa
kegiatan ekstrakurikuler. Denny Palmer Wolf (dalam Retnowati & Prihadi,
2010:3) menyatakan bahwa seni merupakan suatu bentuk pengetahuan khusus yang
memerlukan dukungan dan tuntutan kerja serta menghasilkan semacam empati,
pemahaman, dan keterampilan.
Pendidikan seni rupa merupakan bidang
pelajaran seni budaya di samping seni musik, seni tari, dan seni teater. Sejak
diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlandaskan
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi dan Permendiknas Nomor 23
Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Kelulusan, guru seni rupa dituntut untuk
mengembangkan pembelajaran secara lebih profesional dengan melakukan
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Aspek seni yang diajarkan dikaitkan dengan aspek budaya, tidak hanya
budaya daerah melainkan budaya nusantara dan mancanegara. Oleh karena itu, mata
pelajaran seni budaya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya.
Materi yang disampaikan dalam bidang seni
rupa meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan beragam
karya seni. Materi-materi yang diberikan akan mengantarkan siswa untuk memiliki
pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan mengapresiasi dan berekspresi karya
seni rupa. Seperti halnya mengekspresikan diri melalui karya seni terapan atau
seni kriya, siswa dapat memiliki pengalaman yang sangat berharga dengan belajar
memproduksi sebuah karya seni kriya di sekolah kemudian dapat mereka laksanakan
di lingkungan masyarakat dengan orientasi bisnis.
Salah satu seni kriya yang dibuat adalah
pot bunga bermotif ukir. Cara pengerjaan barang fungsi ini cukup mudah tetapi
kebanyakan guru menyajikan materi ini melalui proses yang tidak sesuai.
Kebanyakan guru seni budaya dalam menyajikan materi cenderung asal-asalan. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan guru tersebut dalam menyusun
strategi pembelajaran serta keterbatasan alat dan media yang ada sehingga
tujuan pembelajaran sulit dicapai siswa dengan optimal. Padahal, seorang guru
pada hakekatnya harus dapat memberikan contoh yang baik bagi siswa dengan cara
mendemonstrasikannya di depan mereka.
Dalam kegiatan membuat pot bunga bermotif
ini, bukan hanya aspek kognitif dan afektif siswa yang harus diasah, akan
tetapi lebih kepada aspek psikomotor. Peneliti berasumsi bahwa metode
demonstrasi dapat menjadi solusi alternatif bagi masalah yang timbul dalam PBM
ini. Ini juga berarti bahwa dalam pembelajaran ini, siswa mendapat model yang
baik tentang bagaimana membuat pot bunga dengan cetakan yang benar dan
bagaimana cara menggambarinya dengan motif ukir sehingga pot bunga tersebut
menjadi bagus, indah, dan bernilai.
Seorang guru dapat menjadi model atau guru
dapat mengundang seorang ahli untuk mendemonstrasikannya di depan siswa.
Kemudian, siswa harus mendapat kesempatan untuk mencobanya dengan turun
langsung (praktik) membuat barang tersebut dengan bimbingan guru sebagai
pemberi feedback. Oleh karena itu,
guru yang profesional memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan siswa
karena guru yang baik adalah guru yang mampu menjadi model yang sempurna bagi
siswanya.
Berdasarkan latarbelakang di atas,
peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas yang berjudul Upaya Peningkatan
Kemampuan Siswa dalam Membuat Pot Bunga Bermotif Ukir dengan Metode Demonstrasi
(PTK pada Siswa Kelas XI IPS 5 SMA ...).
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mencari tahu efektifitas metode
demonstrasi untuk meningkatkan proses pembelajaran sekaligus meningkatkan
kemampuan siswa dalam membuat pot bunga bermotif. Adapun alasan peneliti mengambil
tempat penelitian di SMA ... adalah
karena peneliti merupakan seorang guru pengajar seni budaya di sekolah ini. Selain itu,
peneliti merasa terpanggil untuk mencari solusi atas masalah-masalah yang
timbul dalam pembelajaran seni budaya.
1.2
identifikasi
masalah
Berkaitan
dengan penelitian yang dilaksanakan, muncul beberapa pertanyaan di bawah ini:
1) Apakah
guru memiliki kemampuan untuk mengajar?
2) Apakah media, strategi,
metode, atau teknik yang
digunakan guru pada pembelajaran sudah tepat?
3) Apakah alat dan media
yang digunakan dalam pembelajaran efektif membantu siswa dalam belajar?
4) Apakah instrumen untuk
mengukur kemampuan siswa sudah tepat?
1.3 rumusan Masalah
Dalam
penelitian ini peneliti mencoba mencari jawaban atas pertanyaan:
1) Apakah metode
demonstrasi efektif
meningkatkan PBM membuat pot bunga bermotif ukir?, dan
2) Apakah metode
demonstrasi efektif
meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat pot bunga
bermotif ukir?
1.4
batasan Masalah
Batasan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1)
Efektivitas metode demonstrasi untuk
meningkatkan PBM membuat pot bunga bermotif ukir,
2)
Efektivitas metode demonstrasi untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat pot bunga
bermotif ukir,
3)
Peningkatan kemampuan siswa dalam membuat pot bunga bermotif ukir, dan
4)
Implementasi metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat pot bunga bermotif ukir.
1.5
Tujuan Penelitian
Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini ada tiga, yaitu:
1)
Mengidentifikasi efektivitas metode
demonstrasi untuk meningkatkan PBM membuat pot bunga bermotif ukir,
2)
Mengidentifikasi efektivitas metode
demonstrasi untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam membuat pot bunga bermotif ukir, dan
3)
Mendeskripsikan pengimplementasian metode demonstrasi di kelas XI
IPS 5 dalam pembelajaran
membuat pot bunga bermotif ukir.
1.6
Manfaat Penelitian
Ada dua
manfaat dalam penelitian ini, yakni:
1)
Manfaat Teoritis
Secara umum
penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran terhadap teori
pembelajaran seni budaya khususnya untuk meningkatkan PBM dan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengekspresikan diri melalui karya seni terapan/kriya.
2)
Manfaat Praktis
Dilihat dari
segi praktis, ada beberapa manfaat yang bisa didapat oleh peneliti, guru-guru seni budaya, siswa, dan
peneliti-peneliti lain sebagai pemerhati perkembangan pembelajaran seni budaya.
°
Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat dipakai untuk
mengetahui efektivitas metode demonstrasi untuk meningkatkan kualitas PBM dan menigkatkan kemampuan
siswa dalam membuat pot bunga bermotif ukir. Selain itu, peneliti dapat
mengukur sebesar apa peningkatan
kemampuan siswa setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi.
°
Bagi guru-guru mata pelajaran seni budaya, laporan
penelitian tindakan kelas ini menjadi bukti bahwa metode
demonstrasi dapat
digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih efektif yang dapat
meningkatkan kemampuan
siswa dalam membuat pot bunga bermotif ukir.
°
Adapun bagi siswa,
hasil penelitian ini memberikan solusi alternatif bagi masalah yang mereka
hadapi dalam belajar khususnya dalam membuat pot bunga bermotif ukir.
°
Bagi peneliti-peneliti lain, laporan penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi penelitian-penelitian
tentang pengajaran SBK, metode demonstrasi, dan membuat pot bunga
bermotif ukir.
Dokumen ini dalam bentuk Microsoft
Word 2007. Anda bisa mendapatkan full dokumen PTK ini dengan memesan melalui sms ke
085-294-176-789. Kemudian mentransfer biaya pengiriman
sebesar Rp. 50.000 ke nomor rekening BNI 0330900914. Setelah itu, dokumen segera dikirim ke alamat email anda.
Full dokumen berisi:
1.
Bagian awal (halaman judul, halaman Pengesahan, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, abstrak)
2.
Bab 1 – 5
3.
Lampiran
1 : Surat Permohonan Izin Penelitian
4.
Lampiran
2 : Surat Izin Penelitian
5.
Lampiran
3 : Berita Acara Seminar PTK
6.
Lampiran
4 : Daftar Nama Siswa
7.
Lampiran
5 : Daftar Hadir Siswa
8.
Lampiran
6 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
9.
Lampiran
7 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus I
10.
Lampiran
8 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus II
11.
Lampiran
9 : Materi Pembelajaran
12. Lampiran 10 : Lembar Observasi Kinerja Guru Pra Siklus
13. Lampiran 11 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
14. Lampiran 12 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
15. Lampiran 13 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Pra Siklus
16. Lampiran 14 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus I
17. Lampiran 15 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus II
18.
Lampiran
16 : Lembar Kerja Siswa Pra
Siklus
19.
Lampiran
17 : Lembar Kerja Siswa Siklus I
20.
Lampiran
18 : Lembar Kerja Siswa Siklus II
21.
Lampiran
19 : Riwayat Penulis
22.
Lampiran 20 :
Foto Kegiatan
0 comments:
Post a Comment