BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Mata
pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam
membelajarkan matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai
variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan
pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau
tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan
pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan
peserta didik (siswa), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada
(Widyantini, 2006:1).
Dalam silabus kurikulum 2013 untuk mata
pelajaran matematika di kelas X MIA semester 1 SMA Negeri … terdapat kompetensi
dasar nomor 3.1 yaitu “Memilih dan menerapkan
aturan eksponen
dan logaritma sesuai
dengan
karakteristik
permasalahan
yang akan diselesaikan dan
memeriksa kebenaran
langkah-langkahnya”. Kompetensi dasar tersebut dapat
dijabarkan menjadi indikator-indikator sebagai tujuan pembelajaran. Beberapa di
antaranya adalah sebagai berikut:
3.1.1
3.1.2
3.1.3
|
Menerapkan
aturan operasi
penjumlahan dan pengurangan bentuk akar
Melakukan operasi perkalian dan pembagian
bentuk akar
Merasionalkan penyebut berbentuk akar
|
Menurut
data awal penelitian, proses pembelajaran menerapkan aturan operasi pada bentuk
akar di kelas X MIA 4 SMA Negeri … masih jauh dari harapan. Dalam membelajarkan
matematika kepada siswa, guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama
dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu
arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran,
pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan siswa merasa jenuh dan
tersiksa.
Kinerja
guru yang kurang maksimal berpengaruh terhadap sikap dan keterampilan siswa
kelas X MIA 4 ketika mengikuti proses pembelajaran. Guru tidak melatih siswa
untuk dapat bekerjasama, saling membantu dan berinteraksi satu sama
lain dan tidak
begitu melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak memiliki
motivasi, rasa percaya diri,
tanggungjawab, dan kepekaan/ kesetiakawanan sosial. Dari 39 siswa
kelas X MIA 4, hanya sebagian kecil (≤ 25%) siswa saja yang mampu bekerjasama
dalam menyelesaikan masalah, melibatkan
diri dalam penyelesaian tugas, saling
membantu dalam menyelesaikan tugas, memiliki
perbandingan materi, interaktif dalam berbagi informasi, berinteraksi
dengan lancar, memiliki motivasi
yang besar terhadap pembelajaran, dan memiliki tanggungjawab terhadap
kepentingan kelompok. Sedangkan pada aspek lain, hanya 26% – 50% siswa
saja yang berpartisipasi aktif
dalam setiap kegiatan pembelajaran, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, dan
menunjukkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
Kualitas
kinerja guru, sikap dan keterampilan belajar siswa yang kurang maksimal dalam
proses pembelajaran ini menyebabkan sebagian besar siswa kelas X MIA 4 tidak
dapat mencapai tujuan pembelajaran. Sebagian besar siswa kelas X MIA 4 tidak
mampu menerapkan
aturan operasi pada bentuk akar
dengan benar. Akibatnya, sebagian besar
siswa kelas X MIA 4 mendapat nilai di bawah batas minimal yang telah ditentukan.
Dari hasil analisis terhadap perolehan nilai siswa dapat diketahui bahwa dari
39 siswa kelas X MIA 4, hanya 5 orang siswa saja yang mendapat nilai di atas
batas minimal (≥ 75). Ini berarti bahwa ketuntasan belajar hanya 12.8%.
Sedangkan sebagian besar siswa kelas X MIA 4 mendapat nilai di bawah batas
minimal sehingga tingkat penguasaan materi menjadi sangat rendah, yaitu 63.6%.
Dari data awal penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa
kelas X MIA 4 dalam menerapkan
aturan operasi pada bentuk akar
sangat
lemah. Materi ini kelihatannya sangat sulit dikuasai siswa kelas X MIA 4. Menurut hasil analisis, langkah-langkah
pembelajaran yang dipilih oleh guru tidak efektif,
kurang efisien, kurang interaktif, dan tidak menyenangkan bagi siswa. Rencana dan pelaksanaan pembelajaran menyebabkan sikap
dan keterampilan siswa kelas X MIA 4 ketika proses pembelajaran berlangsung
menjadi kurang positif sehingga berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
Akibatnya, sebagian besar dari mereka mendapat nilai di bawah 75.
Untuk
mengatasi masalah di atas, peneliti memutuskan untuk memberi tindakan
pembelajaran melalui metode yang efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa
kelas X MIA 4 dalam menerapkan
aturan operasi pada bentuk akar. Tindakan yang
diambil harus mampu mengatasi kendala-kendala yang ada. Guru perlu menggunakan
metode pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat efektif dan efisien, interaktif, dan menyenangkan bagi
siswa.
Salah
satunya adalah menggunakan metode kooperatif tipe NHT. Metode ini memiliki langkah-langkah merancang
pembelajaran yang efektif dan efisien, interaktif, dan menyenangkan, memotivasi siswa, menciptakan situasi yang mendukung/ nyaman,
memberikan kuis, menyampaikan materi pembelajaran, bekerja dalam kelompok,
mengajukan permasalahan untuk dipecahkan, memberikan penegasan pada akhir pembelajaran,
memfasilitasi siswa, memberi penghargaan kepada siswa, dan memberikan umpan
balik/ feedback. Semua langkah-langkah pembelajaran metode kooperatif tipe NHT di
atas dipadukan dengan tahap-tahap mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan (pendekatan scientific) yang merupakan karakteristik kurikulum 2013 sehingga
diharapkan mampu membantu siswa dalam belajar. Langkah-langkah pembelajaran ini
diharapkan siswa dapat belajar
dalam kelompok dengan anggota-anggota yang mungkin mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda, sehingga mereka dapat mengerjakan tugas sebaik-baiknya dengan
berbagi informasi dan bekerjasama untuk mengoptimalkan kemampuan-kemampuan dari
anggotanya tersebut. Selain itu, penelitian-penelitian terdahulu membuktikan
bahwa metode kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerjasama
dan berinteraksi, membuat siswa berpartisipasi aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran, memiliki
rasa saling membantu, motivasi,
percaya diri, tanggungjawab, serta kepekaan
dan kesetiakawanan sosial. Dengan menggunakan
metode kooperatif tipe NHT ini, diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan
mereka dalam menerapkan
aturan operasi pada bentuk akar dengan
signifikan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas yang berjudul EFEKTIFITAS METODE
KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
(NHT) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERAPKAN ATURAN OPERASI
PADA BENTUK AKAR SISWA KELAS X MIA 4 SMA NEGERI ….
1.2
Rumusan Masalah
Dalam
penelitian ini peneliti mencoba mencari jawaban atas pertanyaan berikut ini:
1.
Apakah metode kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan kemampuan menerapkan
aturan operasi
pada bentuk akar siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri ….?
2.
Bagaimanakah
proses pembelajaran menerapkan aturan operasi pada bentuk akar melalui metode kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT) di kelas X MIA 4
SMA Negeri …?
1.3 Tujuan
Penelitian
Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
1.
Untuk mengetahui efektifitas metode kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dalam meningkatkan kemampuan menerapkan
aturan operasi
pada bentuk akar siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri …..
2.
Untuk mendeskripsikan
proses pembelajaran menerapkan aturan operasi pada bentuk akar melalui metode kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT) di kelas X MIA 4
SMA Negeri ….
1.4 Kontribusi Hasil Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi beberapa
pihak di antaranya adalah peneliti, guru-guru lain, siswa, dan peneliti lain.
°
Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat membuktikan
bahwa metode kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) efektif meningkatkan kemampuan menerapkan
aturan operasi
pada bentuk akar siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri ….
°
Bagi guru-guru lain, laporan penelitian tindakan kelas
ini menjadi bukti bahwa metode kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat dipakai sebagai metode
pembelajaran matematika. Metode ini juga dapat dipakai dalam mata pelajaran
lain.
°
Bagi siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri …, hasil penelitian ini memberikan
solusi bagi masalah yang mereka hadapi dalam menerapkan
aturan operasi
pada bentuk akar. Metode ini
juga dapat dipakai untuk menguasai kompetensi lain dalam mata pelajaran yang
berbeda.
°
Bagi peneliti-peneliti lain, laporan penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian-penelitian
yang membahas topik yang sama.
Dokumen ini dalam bentuk Microsoft
Word 2007. Anda bisa mendapatkan full dokumen PTK ini dengan memesan melalui sms ke
085-294-176-789. Kemudian mentransfer biaya pengiriman
sebesar Rp. 50.000 ke nomor rekening BNI 0330900914. Setelah itu, dokumen segera dikirim ke alamat email anda.
Full dokumen berisi:
1.
Bagian awal (halaman judul, halaman Pengesahan, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, abstrak)
2.
Bab 1 – 5
3.
Lampiran
1 : Surat Permohonan Izin Penelitian
4.
Lampiran
2 : Surat Izin Penelitian
5.
Lampiran
3 : Berita Acara Seminar PTK
6.
Lampiran
4 : Daftar Nama Siswa
7.
Lampiran
5 : Daftar Hadir Siswa
8.
Lampiran
6 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
9.
Lampiran
7 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus I
10.
Lampiran
8 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus II
11.
Lampiran
9 : Materi Pembelajaran
12. Lampiran 10 : Lembar Observasi Kinerja Guru Pra Siklus
13. Lampiran 11 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
14. Lampiran 12 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
15. Lampiran 13 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Pra Siklus
16. Lampiran 14 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus I
17. Lampiran 15 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus II
18.
Lampiran
16 : Lembar Kerja Siswa Pra Siklus
19.
Lampiran
17 : Lembar Kerja Siswa Siklus I
20.
Lampiran
18 : Lembar Kerja Siswa Siklus II
21.
Lampiran
19 : Riwayat Penulis
22.
Lampiran 20 :
Foto Kegiatan
0 comments:
Post a Comment