bab I
pendahuluan
1.1 Latar Belakang masalah
Dalam dunia
pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan
materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu upaya yang
dilakukan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dalam penyusunan
berbagai macam skenario kegiatan pembelajaran di kelas.
Pembelajaran
merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut,
terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara guru dan siswa,
maupun interaksi antara siswa dengan sumber belajar. Diharapkan dengan adanya
interaksi tersebut, siswa dapat membangun pengetahuan secara aktif,
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, serta dapat memotivasi peserta didik sehingga mencapai kompetensi
yang diharapkan.
Menurut Anita
Lie (2010), situasi dalam kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa
sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam
interaksi ini, akan terbentuk suatu komunitas yang memungkinkan mereka untuk
memahami proses belajar dan memahami satu sama lain. Diharapkan, guru dapat
menciptakan situasi belajar sedemikian rupa sehingga siswa dapat bekerjasama
dalam kelompok serta mengembangkan wawasannya tentang pembelajaran kooperatif.
Melalui pembelajaran kooperatif, diharapkan guru dapat mengelola kelas dengan
lebih efektif.
Pembelajaran
menggunakan diskusi kelompok sudah sering dilakukan oleh guru, tetapi harus
diketahui pembelajaran yang bagaimanakah yang efektif dan materi-materi apakah
yang sesuai apabila menggunakan pembelajaran kooperatif. Sesuai disini dalam
arti dapat diterapkan di kelas dan mendapatkan hasil yang optimal.
Kebanyakan guru
sudah tidak merasa asing lagi dengan kegiatan pembelajaran yang menggunakan diskusi
kelompok dimana dalam kelompok-kelompok tersebut, guru memberikan tugas yang
harus dikerjakan oleh seluruh anggota kelompok. Tetapi, tidak semua
pembelajaran yang menggunakan diskusi kelompok merupakan pembelajaran
kooperatif. Hal ini sesuai dengan hasil observasi awal terhadap pembelajaran
tentang pengertian sejarah di kelas X 1 SMA Negeri 1 Lumbung. Kegiatan diskusi
dilaksanakan dan kelompok-kelompok siswa pun dibentuk. Akan tetapi, hasil yang
diharapkan tidak sesuai dengan harapan.
Keluhan-keluhan guru tentang pembelajaran yang menggunakan diskusi
kelompok yang sudah dilakukan, di antaranya adalah (1) pemborosan waktu; (2)
siswa tidak dapat bekerjasama dengan teman secara efektif dalam kelompok; (3)
siswa yang rajin dan pandai merasa pembagian tugas dan penilaiannya tidak adil;
(4) siswa yang kurang pandai dan kurang rajin akan merasa minder bekerjasama
dengan teman-temannya yang lebih mampu; dan (5) terjadi situasi kelas yang
gaduh.
Hal ini
disebabkan pula oleh ketidaksesuaian pembelajaran dengan materi yang diajarkan.
Padahal, ada beberapa unsur yang harus dipenuhi agar suatu pembelajaran dengan
diskusi kelompok merupakan suatu pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan
pembelajaran yang sangat penting yaitu: (1) hasil belajar yang optimal, (2)
penerimaan terhadap perbedaan, dan (3) pengembangan keterampilan sosial.
Atas dasat
pertimbangan di atas, sebuah penelitian telah dilakukan dengan judul UPAYA
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENJELASKAN PENGERTIAN SEJARAH DENGAN MODEL
KOOPERATIF TIPE STAD (Penelitian
Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X 1 SMA …).
Peneliti mengambil tempat penelitian di SMA …
karena peneliti merupakan salah satu guru pengajar sejarah di sekolah ini.
1.2 identifikasi masalah
Berkaitan
dengan topik penelitian ini, ada beberapa masalah yang teridentifikasi, di
antaranya adalah keluhan-keluhan guru tentang pembelajaran yang menggunakan
diskusi kelompok yang sudah dilakukan, di antaranya adalah sebagai berikut.
a.
pemborosan
waktu;
b.
siswa
tidak dapat bekerjasama dengan teman secara efektif dalam kelompok;
c.
siswa
yang rajin dan pandai merasa pembagian tugas dan penilaiannya tidak adil;
d.
siswa
yang kurang pandai dan kurang rajin akan merasa minder bekerjasama dengan teman-temannya
yang lebih mampu;
e.
terjadi
situasi kelas yang gaduh.
1.3 Rumusan Masalah
Dalam penelitian
ini ada dua pokok masalah yang diketengahkan. Pokok-pokok masalah tersebut
dirumuskan sebagai berikut.
1)
Bagaimanakah
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tentang pengertian sejarah dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD di
kelas X 1 SMA …?
2)
Bagaimanakah
perubahan kemampuan siswa kelas X 1 SMA …mis dalam menjelaskan pengertian sejarah setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
model kooperatif tipe STAD?
1.4
batasan Masalah
Dalam
penelitian ini muncul banyak permasalahan. Peneliti membatasinya sehingga tidak
semua permasalahan tersebut dibahas dalam penelitian ini. Batasan masalahnya
adalah sebagai berikut.
1)
Langkah-langkah
pelaksanaan pembelajaran tentang pengertian sejarah
dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD di kelas X 1 SMA ….
2)
Perubahan
kemampuan siswa kelas X 1 SMA …dalam menjelaskan pengertian sejarah setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
model kooperatif tipe STAD.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang
ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1)
Mendeskripsikan
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tentang pengertian sejarah dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD di
kelas X 1 SMA ….
2)
Mengidentifikasi
perubahan kemampuan siswa kelas X 1 SMA … dalam menjelaskan pengertian sejarah setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
model kooperatif tipe STAD.
1.6 Manfaat Penelitian
Secara garis
besar ada dua manfaat penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan praktis.
Manfaat teoritis yaitu guru dan siswa beroleh teori khusus tentang cara
penyajian bahan pembelajaran sejarah yang disajikan dengan menggunakan strategi
belajar dari pengalaman. Teori tersebut adalah penting bagi guru dan siswa
sehingga apabila refleksinya telah dimiliki, diharapkan guru dan siswa secara
praktis dapat mempraktikkannya dalam proses belajar mengajar materi yang sama
secara sinergis sehingga diperoleh pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih
baik. Hal itu dapat terwujud bilamana secara teoritis guru dan siswa memahami
dan menguasainya sedangkan secara praktis, hal itu dilaksanakan sesuai prosedur
dan aturan normatif yang ada.
Dokumen ini dalam bentuk Microsoft
Word 2007. Anda bisa mendapatkan full dokumen PTK ini dengan memesan melalui sms ke
085-294-176-789. Kemudian mentransfer biaya pengiriman
sebesar Rp. 50.000 ke nomor rekening BNI 0330900914. Setelah itu, dokumen segera dikirim ke alamat email anda.
Full dokumen berisi:
1.
Bagian awal (halaman judul, halaman Pengesahan, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, abstrak)
2.
Bab 1 – 5
3.
Lampiran
1 : Surat Permohonan Izin Penelitian
4.
Lampiran
2 : Surat Izin Penelitian
5.
Lampiran
3 : Berita Acara Seminar PTK
6.
Lampiran
4 : Daftar Nama Siswa
7.
Lampiran
5 : Daftar Hadir Siswa
8.
Lampiran
6 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
9.
Lampiran
7 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus I
10.
Lampiran
8 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus II
11.
Lampiran
9 : Materi Pembelajaran
12. Lampiran 10 : Lembar Observasi Kinerja Guru Pra Siklus
13. Lampiran 11 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
14. Lampiran 12 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
15. Lampiran 13 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Pra Siklus
16. Lampiran 14 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus I
17. Lampiran 15 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus II
18.
Lampiran
16 : Lembar Kerja Siswa Pra
Siklus
19.
Lampiran
17 : Lembar Kerja Siswa Siklus I
20.
Lampiran
18 : Lembar Kerja Siswa Siklus II
21.
Lampiran
19 : Riwayat Penulis
22.
Lampiran 20 :
Foto Kegiatan
0 comments:
Post a Comment