BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Guru sangat
berperan penting dalam pembelajaran di kelas karena tugas guru adalah mendidik dan mengajarkan berbagai
pengetahuan, sikap, serta
keterampilan kepada siswa seperti yang diinginkan orang tua siswa sebagai salah
satu pihak stakeholder. Oleh karena
itu, guru harus mempunyai pengalaman, pendidikan, dan keterampilan yang lebih
dibandingkan dengan muridnya.
Guru mengajarkan
sastra kepada siswa tidak hanya untuk mengenal, memahami, serta menghafalkan
definisi sastra, sejarah sastra, gaya bahasa dalam karya sastra, judul karya
sastra, nama pengarang, ataupun angkatan dalam karya sastra saja, melainkan
untuk menumbuhkembangkan akal budi siswa melalui kegiatan pengalaman bersastra
yang berupa apresiasi sastra, ekspresi sastra dan telaah sastra sehingga tumbuh
suatu kemampuan untuk menghargai sastra sebagai suatu yang bermakna bagi
kehidupan.
Di dalam KTSP
(yang mengacu pada standar isi dan standar kompetensi kelulusan), pembelajaran
apresiasi drama diajarkan dalam tiga standar kompetensi yang meliputi aspek
berbicara, menulis, dan mendengarkan. Pada aspek mendengarkan, standar
kompetensinya adalah memahami pementasan drama dengan kompetensi dasar mengidentifikasi peristiwa, pelaku, dan perwatakannya,
dialog dan konflik pada pementasan drama.
Di
sekolah-sekolah, pembelajaran drama merupakan pembelajaran sastra yang paling
tidak diminati oleh banyak siswa. Hal ini disebabkan menghayati naskah drama
yang berwujud dialog itu cukup sulit dan harus tekun. Penghayatan naskah drama
lebih sulit daripada penghayatan naskah prosa dan puisi. Rendahnya minat siswa
untuk mempelajari drama tidak hanya dipengaruhi oleh bentuk drama yang berupa
dialog sehingga untuk mempelajarinya diperlukan suatu ketelitian lebih. Faktor
lain yang mempengaruhi minat siswa untuk mempelajari drama di antaranya adalah
karena metode mengajar yang digunakan oleh guru masih sangat monoton sehingga
siswa merasa bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran drama.
Selain itu,
bahan ajar apresiasi drama yang menggunakan naskah dan buku pendamping dari
sekolah biasanya sulit dipahami dan membuat siswa jenuh. Biasanya guru hanya
mengajarkan masalah pengertian drama dan unsur-unsur penyusun drama sehingga
siswa kurang memiliki pengetahuan yang lengkap mengenai apresiasi drama dan
mengenai drama serta isinya. Hal lain yang menyebabkan tingkat kemampuan apresiasi
drama siswa rendah adalah guru mengalami kesulitan dalam mengajarkan apresiasi
drama secara apresiatif karena alokasi waktu pembelajaran yang terbatas hanya
dua kali pertemuan dan setiap pertemuan dua jam pelajaran sehingga untuk dapat
mencapai pembelajaran yang apresiatif kurang maksimal.
Seperti halnya
di SMA ..., selain
kesulitan-kesulitan di atas, alokasi waktu pembelajaran yang terbatas sehingga
guru terkadang menukar jadwal yang seharusnya materi Bahasa Indonesia digunakan
untuk Sastra Indonesia, tempat untuk mementaskan yang kurang memenuhi syarat
(apabila dilaksanakan di dalam kelas akan sangat menggangu kelas yang lain),
media pembelajaran kurang maksimal karena sebenarnya siswa menginginkan
menonton rekaman drama akan tetapi guru hanya menyediakan buku atau naskah
drama.
Oleh sebab itu,
dalam membina dan mengembangkan apresiasi drama murid dan guru harus dilengkapi
dengan bahan yang serasi untuk kelompok-kelompok yang diajarkan dan menguasai
teknik dan bahan jika diperlukan. Guru hendaknya dapat memilih media yang
sekiranya menarik perhatian siswa dan dapat membantu siswa memahami isi drama
itu sehingga dapat mempermudah siswa dalam mempelajari drama. Dengan teknologi
yang semakin modern seperti sekarang ini, pembelajaran apresiasi dapat dilakukan
melalui radio, televisi, video, ataupun internet. Dalam hal ini, peneliti
menggunakan media audiovisual, yaitu video pementasan drama yang dirasa dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan pengalaman belajar yang sungguh menyenangkan
dan mungkin membawa kesan yang tak terlupakan bagi siswa maupun guru tersebut
karena dengan media audiovisual siswa diharapkan dapat melihat secara langsung
gambaran tokoh, gerak, dialog, dan keadaan yang ada karena divisualisasikan
melalui gambar bergerak.
Berdasarkan
latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan
kelas dengan judul ”Upaya Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Memahami Pementasan
Drama dengan Media Audiovisual” pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA ... tahun ajaran ....
1.2 Identifikasi Masalah
Berkaitan dengan
penelitian awal yang dilaksanakan, muncul beberapa hal di bawah ini:
1)
Penggunaan
media, strategi, metode, atau teknik pembelajaran yang tidak sesuai.
2)
Kemampuan
siswa kelas XI IPA 1 SMA ... tahun
ajaran ... dalam memahami
pementasan drama masih lemah.
1.3 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti mencoba mencari jawaban atas pertanyaan:
1. Apakah media audiovisual efektif meningkatkan kemampuan siswa kelas XI IPA 1
SMA ... tahun ajaran ... dalam memahami
pementasan drama?
2. Bagaimanakah proses pembelajaran memahami pementasan drama melalui media audiovisual di kelas XI IPA 1 SMA ... tahun ajaran ...?
1.4 batasan masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1)
efektivitas media audiovisual untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
pementasan drama,
2)
peningkatan
kemampuan siswa dalam memahami pementasan drama,
3)
implementasi peningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami pementasan drama dengan
media audiovisual.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui efektifitas media audiovisual untuk meningkatkan
kemampuan siswa kelas
XI IPA 1 SMA ... tahun ajaran ... dalam memahami
pementasan drama.
2) Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran memahami
pementasan drama melalui media audiovisual
di kelas XI IPA 1 SMA ... tahun
ajaran ....
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam
penelitian ini ada dua, yaitu secara teoretis dan praktis dengan penjelasan
sebagai berikut:
1)
Manfaat
Teoretis
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan pembelajaran bahasa
pada umumnya, khususnya pembelajaran keterampilan menyimak pementasan drama,
serta dipakai sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
2)
Manfaat
Praktis
Memberikan
masukan pada guru untuk memilih media yang tepat sesuai dengan minat dan
kompetensi yang dimiliki oleh siswa sehingga situasi belajar menjadi
menyenangkan dan sebagai alternatif bagi guru untuk meningkatkan kompetensi
menyimak pementasan drama siswa dengan media audiovisual. Bagi siswa, memiliki
motivasi dan dorongan dalam menyimak pementasan drama.
Dokumen ini dalam bentuk Microsoft
Word 2007. Anda bisa mendapatkan full dokumen PTK ini dengan memesan melalui sms ke
085-294-176-789. Kemudian mentransfer biaya pengiriman
sebesar Rp. 50.000 ke nomor rekening BNI 0330900914. Setelah itu, dokumen segera dikirim ke alamat email anda.
Full dokumen berisi:
1.
Bagian awal (halaman judul, halaman Pengesahan, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, abstrak)
2.
Bab 1 – 5
3.
Lampiran
1 : Surat Permohonan Izin Penelitian
4.
Lampiran
2 : Surat Izin Penelitian
5.
Lampiran
3 : Berita Acara Seminar PTK
6.
Lampiran
4 : Daftar Nama Siswa
7.
Lampiran
5 : Daftar Hadir Siswa
8.
Lampiran
6 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
9.
Lampiran
7 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus I
10.
Lampiran
8 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus II
11.
Lampiran
9 : Materi Pembelajaran
12. Lampiran 10 : Lembar Observasi Kinerja Guru Pra Siklus
13. Lampiran 11 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
14. Lampiran 12 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
15. Lampiran 13 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Pra Siklus
16. Lampiran 14 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus I
17. Lampiran 15 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus II
18.
Lampiran
16 : Lembar Kerja Siswa Pra
Siklus
19.
Lampiran
17 : Lembar Kerja Siswa Siklus I
20.
Lampiran
18 : Lembar Kerja Siswa Siklus II
21.
Lampiran
19 : Riwayat Penulis
22.
Lampiran 20 :
Foto Kegiatan
0 comments:
Post a Comment