bab I
pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Masalah
Pendidikan di
Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan
semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
Salah satu tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar peserta didik berkembang
secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya. Dalam
silabus mata pelajaran PKn untuk kelas I SD Negeri … terdapat standar kompetensi nomor 3, yaitu ”Menerapkan
hak anak di rumah dan di sekolah” dengan kompetensi dasar nomor 3.2 “Menjelaskan
hak anak di rumah dan di sekolah”. SK dan KD ini menurunkan indikator
pembelajaran sebagai berikut:
°
Memahami hak anak di rumah
°
Memahami hak anak di sekolah
Hasil observasi terhadap kondisi awal pembelajaran
menjelaskan
hak anak di rumah dan di sekolah di kelas I SD Negeri ... menyatakan bahwa pembelajaran ini
berpusat pada guru (Teacher-Centered Approach). Guru
menyampaikan materi dengan menjelaskannya kepada siswa dengan metode ceramah.
Hal ini berarti siswa hanya mendapat input melalui sisi auditorial saja. Oleh
karena itu, hanya siswa yang memiliki modalitas belajar dengan auditory saja yang diuntungkan. Selain
itu, guru tidak melaksanakan kegiatan yang membuat siswa bergerak dan berbuat,
tidak melaksanakan kegiatan yang membuat siswa mengamati dan menggambarkan, dan
tidak melaksanakan kegiatan yang membuat siswa memecahkan masalah dan
merefleksi.
Dalam kondisi
awal pembelajaran, tidak terlihat adanya aktivitas yang melibatkan seluruh
tubuh dan pikiran serta kerjasama antar siswa. Tidak pula terlihat aktivitas
dimana siswa mengerjakan suatu pekerjaan/ tugas. Hal ini berakibat kepada
lenyapnya aspek emosional positif yang dapat membantu dalam pembelajaran.
Padahal, ilmu kognitif modern menyatakan belajar yang paling baik adalah
melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta
keluasan pribadi, mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang non-linear,
non-mekanis, kreatif dan hidup. Ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa
kelas I hanya duduk dengan pasif mendengarkan penjelasan. Dari 9 orang siswa
kelas I hanya ≤ 25% siswa saja yang dapat bekerjasama dalam kelompok, berkomunikasi
dalam kelompok dengan lancar, menghargai pendapat sesama anggota kelompok, bertanggungjawab
dalam menggunakan media/alat, kesungguhan dalam memecahkan masalah, antusias
dalam melaksanakan diskusi, berani dalam berbicara di depan umum, dan antusias
dalam diskusi.
Kinerja guru dan
perilaku siswa yang kurang baik ketika proses pembelajaran berlangsung
berdampak pada kemampuan siswa kelas I dalam menjelaskan
hak anak di rumah dan di sekolah. Mereka tidak
dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal. Dalam kegiatan tes pra siklus, terlihat siswa sangat kesulitan untuk
menyelesaikannya dengan baik. Menurut hasil tes awal, jumlah siswa yang
mendapat nilai sama dengan dan di atas batas KKM hanya 3 orang saja. Sedangkan jumlah siswa yang mendapat nilai kurang
dari batas KKM adalah 6 siswa. Ini berarti bahwa dari alat tes yang telah
dirancang oleh peneliti
didapatkan hasil yang tidak memuaskan, tampak bahwa
ketuntasan belajar hanya 33.3% saja dengan
penguasaan materi 61.1%.
Dari data awal penelitian peneliti menyimpulkan bahwa kompetensi
menjelaskan hak anak di rumah dan di sekolah
tidak dapat dikuasai oleh sebagian besar siswa kelas I karena tidak sesuainya
metode/ strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pendekatan
yang digunakan hendaknya berpusat pada siswa (Student-Centered Approach).
Selain itu, guru harus mampu memilih aktivitas belajar yang dapat memanfaatkan
empat gaya belajar sebagai modalitas awal (visual, auditorial, kinestetik/somatik,
dan intelektual) yang dimiliki siswa. Kegiatan-kegiatan tersebut harus direncanakan
terlebih dahulu dan dilaksanakan dengan baik sehingga siswa dapat belajar
dengan melibatkan seluruh tubuh dan pikirannya, berkreasi, bekerjasama dan
berlangsung dalam banyak tingkatan secara simultan. Di lain aktivitas, siswa
dapat bekerja sendiri, memunculkan emosi positif yang sangat membantu dalam pembelajaran,
dan dapat melakukan pencitraan untuk menyerap informasi. Hal ini perlu
dilaksanakan karena belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh
tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi dengan
memanfaatkan gaya belajar individu yang berbeda-beda, bukan hanya duduk dengan
pasif, mendengarkan, atau membaca.
Oleh
sebab itu, peneliti memutuskan untuk melaksanakan pembelajaran menjelaskan hak
anak di rumah dan di sekolah dengan menggunakan SAVI. Pembelajaran ini menggabungkan gerakan fisik dengan aktifitas
intelektual dan penggunaan semua indera yang dapat berpengaruh besar pada
pembelajaran dengan memanfaatkan semua modalitas dan gaya belajar yang dimiliki
tiap siswa.
Atas dasat
pertimbangan di atas, sebuah penelitian telah dilakukan dengan judul Efektifitas metode SAVI untuk
meningkatkan Kemampuan menjelaskan hak anak di rumah dan di sekolah siswa kelas I SD Negeri ….
1.2
Rumusan Masalah
Dalam penelitian
ini ada pokok masalah yang diketengahkan. Pokok masalah tersebut dirumuskan
sebagai berikut.
1.
Bagaimana
penerapan metode SAVI untuk meningkatkan kemampuan
menjelaskan hak anak di rumah dan di sekolah siswa kelas I SD Negeri …?
2.
Apakah
metode SAVI dapat meningkatkan kemampuan
menjelaskan hak anak di rumah dan di sekolah siswa kelas I SD Negeri ….?
1.3
Tujuan
Penelitian
Tujuan yang
ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk
mendeskripsikan penerapan metode SAVI untuk meningkatkan kemampuan menjelaskan hak anak di rumah dan di sekolah siswa kelas I SD Negeri ….
2.
Untuk
mengetahui efektifitas metode SAVI untuk meningkatkan kemampuan menjelaskan hak anak di rumah dan di sekolah siswa kelas I SD Negeri ….
1.4
Kontribusi Hasil
Penelitian
Ada dua
manfaat dalam penelitian ini, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara umum penelitian ini diharapkan
mampu memberikan sumbangan pemikiran terhadap teori pembelajaran PKn khususnya
untuk meningkatkan kemampuan menjelaskan hak anak di rumah dan di sekolah siswa kelas I SD Negeri ….
2. Manfaat Praktis
Dilihat dari segi praktis, penelitian
ini bermanfaat bagi peneliti, guru-guru, siswa, dan peneliti-peneliti lain
sebagai pemerhati perkembangan pendidikan.
° Bagi peneliti, hasil penelitian ini
dapat dipakai untuk mengetahui efektivitas metode SAVI untuk meningkatkan kemampuan menjelaskan hak anak di rumah dan di sekolah siswa kelas I SD Negeri ….
° Bagi guru-guru lain, laporan
penelitian tindakan kelas ini menjadi bukti bahwa metode SAVI dapat
digunakan dalam pembelajaran sehari-hari untuk meningkatkan kemampuan siswa.
° Adapun bagi siswa kelas I SD Negeri …, hasil
penelitian ini memberikan solusi bagi masalah yang mereka hadapi dalam belajar
khususnya dalam menjelaskan hak anak di rumah dan di sekolah.
° Bagi peneliti-peneliti lain, laporan penelitian
ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk
penelitian-penelitian yang membahas topik yang sama.
Dokumen ini dalam bentuk Microsoft
Word 2007. Anda bisa mendapatkan full dokumen PTK ini dengan memesan melalui sms ke
085-294-176-789. Kemudian mentransfer biaya pengiriman
sebesar Rp. 50.000 ke nomor rekening BNI 0330900914. Setelah itu, dokumen segera dikirim ke alamat email anda.
Full dokumen berisi:
1.
Bagian awal
(halaman judul, halaman Pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar, abstrak)
2.
Bab 1 – 5
3.
Lampiran 1 : Surat
Permohonan Izin Penelitian
4.
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian
5.
Lampiran 3 : Berita
Acara Seminar PTK
6.
Lampiran 4 : Daftar Nama Siswa
7.
Lampiran 5 : Daftar Hadir Siswa
8.
Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
9.
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
10.
Lampiran 8 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
11.
Lampiran 9 : Materi Pembelajaran
12.
Lampiran 10 : Lembar Observasi Kinerja Guru Pra Siklus
13.
Lampiran 11 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
14.
Lampiran 12 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
15.
Lampiran 13 : Lembar Observasi Perilaku
Siswa Pra Siklus
16.
Lampiran 14 : Lembar Observasi Perilaku Siswa
Siklus I
17.
Lampiran 15 : Lembar Observasi Perilaku Siswa
Siklus II
18.
Lampiran 16 : Lembar Kerja Siswa Pra Siklus
19.
Lampiran 17 : Lembar Kerja Siswa Siklus I
20.
Lampiran 18 : Lembar Kerja Siswa Siklus II
21.
Lampiran 19 : Riwayat Penulis
22.
Lampiran
20 : Foto Kegiatan
0 comments:
Post a Comment