BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemampuan berbahasa dalam dunia pendidikan mempunyai peranan
yang sangat penting. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia
sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran bahasa
Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat meningkatkan serangkaian
keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang
mendasari pikiran. Semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas
pula jalan pikirannya. Menurut Tarigan (1991) ada empat aspek keterampilan
berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa adalah: (1) keterampilan
menyimak (listening skill); (2) keterampilan berbicara (speaking
skill); (3) keterampilan membaca (reading skill); dan (4)
keterampilan menulis (writting skill), dan keempat keterampilan tersebut
saling berhubungan satu sama lain.
Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran bahasa
Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memegang peranan penting
ialah pengajaran menulis. Menulis merupakan salah satu kompetensi bahasa yang
ada dalam setiap jenjang pendidikan, mulai tingkat prasekolah hingga perguruan
tinggi. Menulis adalah salah satu dari 4 keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai dengan baik oleh siswa. Menurut Mulyati, dkk. (2008:5) menulis adalah
suatu proses berfikir dan menuangkan pemikiran itu dalam bentuk wacana
(karangan). Dan menurut Gie (1992:17) mengarang adalah keseluruhan rangkaian
kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa
tulis kepada pembaca untuk dipahami. Sehubungan dengan hal itu mengarang dapat
diartikan keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan
dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami secara
tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis atau pengarang. Karangan itu
sendiri memiliki klasifikasi dan jenis yang beragam. Salah satunya adalah
karangan deskriptif.
Menyususn karangan deskriptif merupakan kompetensi menulis
yang ada di jenjang SMK. Kemampuan menyusun karangan deskriptif tidak secara
otomatis dapat dikuasai oleh siswa, melainkan harus melalui latihan dan praktik
yang banyak dan teratur sehingga siswa akan lebih mudah berekspresi dalam
kegiatan menulis. Sehubungan dengan itu kemampuan menulis harus terus
ditingkatkan. Apabila kemampuan menulis tidak ditingkatkan, maka kemampuan
siswa untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan melalui bentuk tulisan akan
semakin berkurang atau tidak berkembang.
Hal-hal yang berbeda seperti dapat dijumpai dalam
keterampilan berbahasa yang lain, kemampuan menulis memerlukan sejumlah potensi
pendukung. Untuk mencapainya dibutuhkan kesungguhan-kesungguhan, kemauan keras,
bahkan dengan belajar sungguh-sungguh. Dengan demikian, wajar bila dikatakan
bahwa meningkatkan kemampuan menulis akan mendorong siswa lebih aktif, kreatif
dan melatih kemahiran.
Pada kenyataan di lapangan, kemampuan menyusun karangan
deskriptif kelas X 5 TKJ SMK … . masih
rendah. Hasil observasi yang dilakukan di kelas ini menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran menyusun karangan deskriptif masih kurang inovatif sehingga
mengakibatkan kemampuan siswa tidak berkembang. Hal ini ditandai dengan adanya
siswa yang kurang bersungguh-sungguh dalam belajar menyusun karangan
deskriptif. Siswa belum terampil dalam menyusun kalimat-kalimat dan belum
memperhatikan pengorganisasian karangan deskriptif. Hal tersebut dapat
ditunjukkan dengan perolehan nilai yang belum mencapai batas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan.
Kesuksesan sebuah kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah metode pembelajaran yang dipakai oleh
guru. Menurut T. Raka Joni (dalam Abimanyu, 2008:2-5) metode adalah cara kerja
yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Metode
merupakan cara pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan yaitu tujuan
pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu
mengoptimalkan hasil belajar adalah metode peta konsep pikiran atau disebut mind
mapping. Menurut Edward (2009:64) mind mapping adalah cara paling
efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data dari atau
ke otak. Mind mapping merupakan salah satu cara mencatat materi
pelajaran yang memudahkan siswa untuk belajar menyusun karangan deskriptif.
Mind mapping bisa juga dikategorikan sebagai
teknik mencatat kreatif. Dikategorikan ke dalam teknik kreatif karena pembuatan
mind mapping ini membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya.
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal 1970-an. Hingga saat
ini metode yang merupakan implementasi dari radiant thinking adalah
metode belajar yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. (Indra Yusuf,
dalam http://www.pikiran-rakyat.com/prprint. )
Lebih lanjut, Edward (2009:64-65) menyatakan bahwa sistem mind
mapping mempunyai banyak keunggulan yang diantarnya adalah proses pembuatan
mind mapping menyenangkan, karena tidak semata-mata hanya mengandalkan
otak kiri saja dan sifatnya unik sehingga mudah diingat serta menarik perhatian
mata dan otak. Oleh karena itu metode mind mapping ini akan sangat
memudahkan siswa dalam proses pembelajaran menulis terutama menyusun karangan
deskriptif. Metode mind mapping akan menambah pengetahuan siswa untuk
mencari hal-hal yang berhubungan dengan objek karangan. Siswa akan merasa lebih
mudah jika dalam pembelajaran ini mengangkat tema seputar kehidupan siswa
sehari-hari. Melalui bimbingan guru, hal-hal tersebut dituangkan melalui peta
pikiran. Peta pikiran tersebut penuh kreativitas siswa dengan gambar dan
kata-katanya yang sangat variatif. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk
menyusun karangan deskriptif yang lebih baik. Berdasarkan hal tersebut, maka
kemampuan menyusun karangan deskriptif siswa akan meningkat.
Berdasar latar belakang tersebut di atas, peneliti merasa
perlu mengadakan penelitian tindakan kelas tentang Upaya Peningkatan Kemampuan
Siswa dalam Menyusun Karangan Deskriptif dengan Metode Mind Mapping pada
Siswa Kelas X 5 TKJ SMK … untuk mencari
tahu efektivitas metode mind mapping
ini untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun karangan deskriptif.
1.2
rumusan Masalah
Dalam
penelitian ini peneliti mencoba mencari jawaban atas pertanyaan: “Apakah metode
mind
mapping dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun karangan deskriptif?”
1.3
batasan Masalah
Batasan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1)
Metode pengajaran yang dipakai untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyusun karangan deskriptif adalah metode mind mapping.
2)
Siswa dalam proses belajar terfokus pada cara menyusun
karangan deskriptif dengan metode mind
mapping.
3)
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas X 5 TKJ
SMK ….
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
1)
Mendeskripsikan proses pembelajaran bahasa Indonesia
dengan metode mind mapping sebagai
salah satu upaya peningkatan kemampuan siswa dalam menyusun
karangan deskriptif.
2)
Mengidentifikasi efektivitas metode mind mapping untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun karangan deskriptif.
1.5 Manfaat Penelitian
Ada dua
manfaat dalam penelitian ini, yakni:
1)
Manfaat Teoritis
Secara umum penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pemikiran terhadap teori pembelajaran bahasa Indonesia khususnya untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun karangan deskriptif.
2)
Manfaat Praktis
Dilihat dari segi praktis, ada beberapa manfaat yang bisa didapat oleh
peneliti, guru-guru bahasa Indonesia, siswa, peneliti-peneliti lain, dan
pihak-pihak pemerhati perkembangan pembelajaran bahasa Indonesia.
Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat dipakai untuk mengidentifikasi
peningkatan kemampuan siswa dalam menyusun karangan deskriptif setelah
dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping.
Bagi guru-guru mata pelajaran bahasa Indonesia, laporan penelitian
tindakan kelas ini menjadi bukti bahwa metode mind mapping dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran menyusun
karangan deskriptif yang lebih efektif.
Bagi siswa, hasil penelitian ini memberikan solusi alternatif bagi
masalah yang mereka hadapi dalam menyusun karangan deskriptif sekaligus
sebagai salah satu cara untuk memotivasi mereka agar lebih aktif dalam
pembelajaran.
Bagi peneliti-peneliti lain, laporan penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian-penelitian yang akan
datang tentang metode efektif untuk meningkatkan kemampuan berbahasa khususnya
dalam menyusun
karangan deskriptif.
Dokumen ini dalam bentuk Microsoft
Word 2007. Anda bisa mendapatkan full dokumen PTK ini dengan memesan melalui sms ke
085-294-176-789. Kemudian mentransfer biaya pengiriman
sebesar Rp. 50.000 ke nomor rekening BNI 0330900914. Setelah itu, dokumen segera dikirim ke alamat email anda.
Full dokumen berisi:
1.
Bagian awal (halaman judul, halaman Pengesahan, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, abstrak)
2.
Bab 1 – 5
3.
Lampiran
1 : Surat Permohonan Izin Penelitian
4.
Lampiran
2 : Surat Izin Penelitian
5.
Lampiran
3 : Berita Acara Seminar PTK
6.
Lampiran
4 : Daftar Nama Siswa
7.
Lampiran
5 : Daftar Hadir Siswa
8.
Lampiran
6 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
9.
Lampiran
7 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus I
10.
Lampiran
8 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus II
11.
Lampiran
9 : Materi Pembelajaran
12. Lampiran 10 : Lembar Observasi Kinerja Guru Pra Siklus
13. Lampiran 11 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
14. Lampiran 12 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
15. Lampiran 13 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Pra Siklus
16. Lampiran 14 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus I
17. Lampiran 15 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus II
18.
Lampiran
16 : Lembar Kerja Siswa Pra
Siklus
19.
Lampiran
17 : Lembar Kerja Siswa Siklus I
20.
Lampiran
18 : Lembar Kerja Siswa Siklus II
21.
Lampiran
19 : Riwayat Penulis
22.
Lampiran 20 :
Foto Kegiatan
0 comments:
Post a Comment