bab I
pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan
peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten
untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat negara
kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara kebangsaan
modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan
atau nasionalisme yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan
bersama di bawah satu negara yang sama walaupun warga masyarakat tersebut
berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya.
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan
semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan
secara terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan
sebagai Negara Kesatuan dengan bentuk Republik.
Dalam
KTSP mata pelajaran PKn untuk kelas VI SD … tahun pelajaran … terdapat
kompetensi dasar mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan
Pancasila sebagai dasar negara. Materi ini cukup banyak sehingga
dibutuhkan skenario khusus untuk mengimplementasikannya di kelas. Dibutuhkan
suatu aktivitas-aktivitas belajar yang dapat memanfaatkan semua modalitas
belajar yang dimiliki tiap-tiap siswa (somatik, auditori, visual, dan
intelektual).
Hasil penelitian terhadap kondisi
awal menyatakan bahwa pembelajaran
masih berpusat pada guru (Teacher-Centered Approach). Guru
menyampaikan materi dengan menjelaskannya kepada siswa dengan metode ceramah.
Hal ini berarti siswa hanya mendapat input melalui sisi auditorial saja. Oleh
karena itu, hanya siswa yang memiliki modalitas belajar dengan auditory saja
yang diuntungkan. Guru tidak melaksanakan kegiatan yang membuat siswa bergerak
dan berbuat, tidak melaksanakan kegiatan yang membuat siswa mengamati dan
menggambarkan, dan tidak melaksanakan kegiatan yang membuat siswa memecahkan
masalah dan merefleksi. Selain itu, pembelajaran ini tidak terlihat adanya
aktivitas yang melibatkan seluruh tubuh dan pikiran serta kerjasama antar
siswa. Tidak pula terlihat aktivitas dimana siswa mengerjakan suatu pekerjaan/
tugas. Hal ini berakibat kepada lenyapnya aspek emosional positif yang dapat
membantu dalam pembelajaran. Padahal, ilmu kognitif modern menyatakan belajar
yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan
segenap kedalaman serta keluasan pribadi, mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas
yang non-linear, non-mekanis, kreatif dan hidup sehingga siswa kelas VI SD …
hanya duduk dengan pasif mendengarkan penjelasan dan membaca teks materi yang
mereka punya.
Pembelajaran ini
berdampak pada kemampuan siswa kelas VI SD … dalam mendeskripsikan nilai-nilai
juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara. Mereka tidak dapat
mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal. Jumlah siswa yang mendapat nilai sama dengan dan di atas batas KKM hanya 11 orang saja. Sedangkan jumlah siswa yang mendapat nilai kurang
dari batas KKM adalah 8 siswa. Ini berarti bahwa ketuntasan belajar hanya 57,89% saja.
Dari hasil observasi dan hasil tes di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa materi tentang nilai-nilai juang dalam proses perumusan
Pancasila sebagai dasar negara tidak dapat dikuasai oleh sebagian besar
siswa karena tidak sesuainya metode/ strategi pembelajaran yang diambil oleh
guru. Seharusnya,
pendekatan yang digunakan hendaknya berpusat pada siswa (Student-Centered
Approach). Selain itu, guru harus mampu memilih aktivitas belajar yang
dapat memanfaatkan empat gaya belajar sebagai modalitas awal (visual,
auditorial, kinestetik/somatik, dan intelektual) yang dimiliki siswa.
Kegiatan-kegiatan tersebut harus direncanakan terlebih dahulu dan dilaksanakan
dengan baik sehingga siswa dapat belajar dengan melibatkan seluruh tubuh dan
pikirannya, berkreasi, bekerjasama dan berlangsung dalam banyak tingkatan
secara simultan. Di lain aktivitas, siswa dapat bekerja sendiri, memunculkan
emosi positif yang sangat membantu dalam pembelajaran, dan dapat melakukan
pencitraan untuk menyerap informasi. Hal ini perlu dilaksanakan karena belajar
yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan
segenap kedalaman serta keluasan pribadi dengan memanfaatkan gaya belajar
individu yang berbeda-beda, bukan hanya duduk dengan pasif, mendengarkan, atau
membaca.
Oleh sebab itu,
peneliti memutuskan untuk melaksanakan pembelajaran mendeskripsikan nilai-nilai
juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara dengan menggunakan
SAVI. Pembelajaran ini menggabungkan
gerakan fisik dengan aktifitas intelektual dan penggunaan semua indera yang
dapat berpengaruh besar pada pembelajaran dengan memanfaatkan semua modalitas
dan gaya belajar yang dimiliki tiap siswa. SAVI singkatan dari Somatic, Auditory, Visual dan Intellectual.
Teori yang mendukung pendekatan SAVI adalah Accelerated
Learning. SAVI termasuk ke dalam pendekatan yang berpusat pada siswa (Student-Centered
Approach). Pembelajaran ini memanfaatkan modalitas belajar yang dimiliki
siswa. Bobby DePorter (2000:112) mengungkapkan bahwa anak memiliki 3 gaya
belajar yang berbeda sebagai modalitas awal dalam belajar yaitu visual,
auditorial dan kinestetik/somatik. Dave Meier (2002:99) menambahkan satu lagi
modalitas dalam belajar anak, yaitu modalitas intelektual.
Atas dasat
pertimbangan di atas, sebuah penelitian telah dilakukan dengan judul UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NILAI-NILAI
JUANG DALAM PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA melalui pembelajaran SAVI SISWA KELAS VI SD … TAHUN
PELAJARAN ….
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian
ini ada pokok masalah yang diketengahkan. Pokok masalah tersebut dirumuskan
sebagai berikut.
1.
Bagaimana
penerapan pembelajaran SAVI untuk meningkatkan kemampuan mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai
dasar negara
siswa kelas VI SD … tahun pelajaran …?
2.
Apakah
pembelajaran SAVI dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai
dasar negara
siswa kelas VI SD … tahun pelajaran …?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang
ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk
mendeskripsikan penerapan pembelajaran SAVI untuk meningkatkan kemampuan mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan
Pancasila sebagai dasar negara siswa kelas VI SD … tahun pelajaran ….
2.
Untuk
mengetahui peningkatan kemampuan mendeskripsikan
nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara siswa kelas VI
SD Negeri … tahun pelajaran … SAVI melalui penerapan pembelajaran SAVI.
1.4 Kontribusi Hasil Penelitian
Ada dua
manfaat dalam penelitian ini, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1) Manfaat Teoritis
Secara umum penelitian ini diharapkan
mampu memberikan sumbangan pemikiran terhadap teori pembelajaran PKn khususnya
untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan
Pancasila sebagai dasar negara.
2) Manfaat Praktis
Dilihat dari segi praktis, penelitian
ini bermanfaat bagi peneliti, guru-guru sejarah, siswa, dan peneliti-peneliti
lain sebagai pemerhati perkembangan pembelajaran PKn.
° Bagi peneliti, hasil penelitian ini
dapat dipakai untuk mengetahui efektivitas pembelajaran SAVI untuk meningkatkan
kemampuan siswa kelas VI SD … tahun pelajaran … dalam mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai
dasar negara.
° Bagi guru-guru, laporan penelitian
tindakan kelas ini menjadi bukti bahwa pembelajaran SAVI dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan
siswa dalam mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan
Pancasila sebagai dasar negara.
° Adapun bagi siswa kelas VI SD …
tahun pelajaran …, hasil
penelitian ini memberikan solusi bagi masalah yang mereka hadapi dalam belajar
khususnya dalam mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan
Pancasila sebagai dasar negara.
° Bagi peneliti-peneliti lain, laporan
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk
penelitian-penelitian yang membahas topik yang sama.
Dokumen ini dalam bentuk Microsoft
Word 2007. Anda bisa mendapatkan full dokumen PTK ini dengan memesan melalui sms ke
085-294-176-789. Kemudian mentransfer biaya pengiriman
sebesar Rp. 50.000 ke nomor rekening BNI 0330900914. Setelah itu, dokumen segera dikirim ke alamat email anda.
Full dokumen berisi:
1.
Bagian awal (halaman judul, halaman Pengesahan, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, abstrak)
2.
Bab 1 – 5
3.
Lampiran
1 : Surat Permohonan Izin Penelitian
4.
Lampiran
2 : Surat Izin Penelitian
5.
Lampiran
3 : Berita Acara Seminar PTK
6.
Lampiran
4 : Daftar Nama Siswa
7.
Lampiran
5 : Daftar Hadir Siswa
8.
Lampiran
6 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
9.
Lampiran
7 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus I
10.
Lampiran
8 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus II
11.
Lampiran
9 : Materi Pembelajaran
12. Lampiran 10 : Lembar Observasi Kinerja Guru Pra Siklus
13. Lampiran 11 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
14. Lampiran 12 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
15. Lampiran 13 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Pra Siklus
16. Lampiran 14 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus I
17. Lampiran 15 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus II
18.
Lampiran
16 : Lembar Kerja Siswa Pra
Siklus
19.
Lampiran
17 : Lembar Kerja Siswa Siklus I
20.
Lampiran
18 : Lembar Kerja Siswa Siklus II
21.
Lampiran
19 : Riwayat Penulis
22.
Lampiran 20 :
Foto Kegiatan
0 comments:
Post a Comment