BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah
Sejarah
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan
perkembangan serta peranan
masyarakat di masa lampau
berdasarkan metode dan metodologi tertentu. Terkait dengan pendidikan di
sekolah dasar hingga sekolah menengah, pengetahuan masa lampau tersebut
mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan,
membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.
Mata
pelajaran Sejarah telah diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian
integral dari mata pelajaran IPS, sedangkan pada tingkat pendidikan menengah
diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Mata pelajaran Sejarah memiliki
arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air.
Semua
kegiatan yang ada di sekolah diatur melalui KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) yang merupakan kurikulum terbaru yang dipakai di sekolah-sekolah
Indonesia atau dengan nama lain Kurikulum 2006. KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
masing-masing satuan pendidikan (Soehendro, 2006:5). Pengembangan KTSP yang
beragam mengacu pada standar nasional pendidikan yaitu standar isi dan standar kompetensi lulusan.
Dengan ini diharapkan KTSP mampu mengakomodasi keanekaragaman kemampuan
siswa, potensi daerah, kualitas SDM, sarana pembelajaran dan kondisi sosial
budaya melalui mata-mata pelajaran yang ada karena pihak sekolah berhak untuk
menyusun kurikulumnya sendiri termasuk mata pelajaran sejarah.
Dalam
KTSP mata pelajaran sejarah untuk kelas XI IPS SMA … tahun ajaran …, terdapat
kompetensi menganalisis
perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional dengan kompetensi dasarnya menganalisis perkembangan kehidupan
negara-negara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Kompetensi ini mencakup
materi tentang kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha yang pernah ada di Indonesia,
seperti beberapa di antaranya adalah Kerajaan
Majapahit, Kerajaan Sunda, dan perang
Bubat.
Materi ini
cukup rumit karena adanya banyak nama orang yang terlibat dalam sejarah kedua
kerajaan besar ini sehingga sulit bagi siswa untuk memahaminya dengan baik.
Menurut
observasi terhadap kondisi awal, kebanyakan guru sejarah mengajarkan materi
metode konvensional dimana guru sebagai pusat pembelajaran. Dalam metode ini,
siswa kelas XI IPS 1 tidak diberikan suatu metode pembelajaran yang dapat
mempermudah mereka dalam memahami materi. Berdasarkan hasil survei pada saat
pra observasi yang dilakukan peneliti diketahui bahwa salah satu kendala yang
dirasakan oleh guru sejarah adalah kurangnya disiplin, kreativitas, kerja keras
dan kemampuan komunikasi ketika terjadi proses pembelajaran di kelas. Hal ini
berdampak buruk terhadap tingkat pemahaman mereka tentang Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sunda, dan
perang Bubat sehingga ketika dit tes kebanyakan dari mereka mendapat
nilai di bawah KKM.
Melihat
permasalahan tersebut perlu suatu metode yang dapat digunakan untuk
meningkatkan karakter disiplin, kreativitas, kerja keras dan kemampuan
komunikasi ketika di kelas. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah
sosiodrama. Dalam metode sosiodrama, siswa dapat memahami dan menghayati isi
materi secara keseluruhan. Siswa dituntut untuk disiplin, kerja keras, kreatif
dan komunikatif.
Sosiodrama
disebut juga role playing. Sementara, Adam Blatner, M.D (2009), menyebutkan “Role playing, a derivative of a sociodrama,
is a method for exploring the issues involved in complex social situations”.
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya
dengan masalah social (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1996). Role
playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran yang diarahkan untuk
mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian
yang mungkin muncul pada masa mendatang.
Tujuan yang
diharapkan dengan menggunakan sosiodrama adalah agar siswa dapat menghayati dan
menghargai perasaan orang lain, dapat bagaimana membagi tanggung jawab, dapat
belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan,
dan merangsang kelas untuk berfikir dan memecahkan masalah (Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, 1996).
Berdasarkan
latarbelakang di atas, sebagai salah seorang guru pengajar sejarah, peneliti
tertarik untuk ikut serta dalam mengatasi berbagai kendala yang ada dalam
pembelajaran sejarah. Oleh sebab itu, peneliti memutuskan untuk melaksanakan
penelitian tindakan kelas yang berjudul UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA
TENTANG KERAJAAN MAJAPAHIT, KERAJAAN
SUNDA, DAN PERANG BUBAT DENGAN METODE SOSIODRAMA (Penelitian Tindakan
Kelas pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA …).
1.2
identifikasi
masalah
Berkaitan
dengan topik penelitian ini, muncul beberapa masalah, diantaranya adalah:
1. Kurangnya
tingkat kemampuan dan pengalaman guru dalam memilih metode pembelajaran.
2. Kurang
bervariatifnya bahan ajar.
3. Kurang
lengkapnya alat dan media yang digunakan dalam pembelajaran
4. Kurang
sesuainya alat evaluasi yang digunakan.
1.3
rumusan Masalah
Dalam
penelitian ini peneliti mencoba mencari jawaban atas pertanyaan: “Apakah metode
sosiodrama efektif meningkatkan pemahaman siswa
kelas XI IPS 1 SMA …
tentang Kerajaan
Majapahit, Kerajaan Sunda, dan perang Bubat?”
1.4
batasan Masalah
Dalam
penelitian ini muncul banyak permasalahan. Akan tetapi peneliti membatasinya
sehingga tidak semua permasalahan tersebut dibahas dalam penelitian ini.
Batasan masalahnya adalah sebagai berikut:
1)
Efektivitas metode sosiodrama yang digunakan untuk
meningkatkan pemahaman siswa kelas XI IPS 1
SMA … tentang Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sunda, dan perang
Bubat.
2)
Peningkatan pemahaman siswa kelas XI IPS 1 SMA … tentang Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sunda, dan perang
Bubat.
3)
Implementasi metode sosiodrama untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas XI IPS 1 SMA … tentang Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sunda, dan perang
Bubat.
1.5
Tujuan Penelitian
Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
1)
Mengidentifikasi efektivitas metode
sosiodrama untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas XI IPS 1
SMA … tentang Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sunda, dan perang
Bubat.
2)
Mendeskripsikan pengimplementasian metode sosiodrama di kelas XI
IPS 2 SMA … tahun
ajaran … dalam pembelajaran Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sunda, dan perang
Bubat.
1.6
Manfaat Penelitian
Ada dua
manfaat dalam penelitian ini, yakni:
1)
Manfaat Teoritis
Secara umum
penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran terhadap teori
pembelajaran sejarah khususnya untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang Kerajaan Majapahit,
Kerajaan Sunda, dan perang Bubat.
2)
Manfaat Praktis
Dilihat dari
segi praktis, penelitian ini bermanfaat bagi peneliti, guru-guru sejarah, siswa, dan peneliti-peneliti lain
sebagai pemerhati perkembangan pembelajaran sejarah.
°
Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dipakai untuk mengetahui
efektivitas metode sosiodrama untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sunda, dan perang
Bubat.
°
Bagi guru-guru mata pelajaran sejarah, laporan
penelitian tindakan kelas ini menjadi bukti bahwa metode
sosiodrama dapat
digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sunda, dan perang
Bubat.
°
Adapun bagi siswa kelas XI IPS
1 SMA …, hasil
penelitian ini memberikan solusi bagi masalah yang mereka hadapi dalam belajar khususnya
dalam memahami Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sunda, dan perang
Bubat.
°
Bagi peneliti-peneliti lain, laporan penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian-penelitian
yang membahas topik yang sama.
Dokumen ini dalam bentuk Microsoft
Word 2007. Anda bisa mendapatkan full dokumen PTK ini dengan memesan melalui sms ke
085-294-176-789. Kemudian mentransfer biaya pengiriman
sebesar Rp. 50.000 ke nomor rekening BNI 0330900914. Setelah itu, dokumen segera dikirim ke alamat email anda.
Full dokumen berisi:
1.
Bagian awal (halaman judul, halaman Pengesahan, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, abstrak)
2.
Bab 1 – 5
3.
Lampiran
1 : Surat Permohonan Izin Penelitian
4.
Lampiran
2 : Surat Izin Penelitian
5.
Lampiran
3 : Berita Acara Seminar PTK
6.
Lampiran
4 : Daftar Nama Siswa
7.
Lampiran
5 : Daftar Hadir Siswa
8.
Lampiran
6 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
9.
Lampiran
7 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus I
10.
Lampiran
8 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus II
11.
Lampiran
9 : Materi Pembelajaran
12. Lampiran 10 : Lembar Observasi Kinerja Guru Pra Siklus
13. Lampiran 11 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
14. Lampiran 12 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
15. Lampiran 13 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Pra Siklus
16. Lampiran 14 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus I
17. Lampiran 15 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus II
18.
Lampiran
16 : Lembar Kerja Siswa Pra
Siklus
19.
Lampiran
17 : Lembar Kerja Siswa Siklus I
20.
Lampiran
18 : Lembar Kerja Siswa Siklus II
21.
Lampiran
19 : Riwayat Penulis
22.
Lampiran 20 :
Foto Kegiatan
0 comments:
Post a Comment