Thursday, October 13, 2016

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR CERITA SISWA KELAS V SD NEGERI … MELALUI METODE KERJA KELOMPOK



BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas V SD Negeri … terdapat standar kompetensi menyimak, nomor  5. ”Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan” dengan kompetensi dasar nomor  5.2 “Mengidentifikasi unsur cerita”.  SK dan KD ini menurunkan indikator-indikator pembelajaran sebagai berikut:
°       Mengidentifikasi tokoh dari sebuah cerita yang didengar
°       Mengidentifikasi tema dari sebuah cerita yang didengar
°       Mengidentifikasi latar dari sebuah cerita yang didengar
°       Mengidentifikasi amanat dari sebuah cerita yang didengar
°       Memahami peristiwa yang terjadi dari sebuah cerita yang didengar
Namun, menurut hasil penelitian terhadap kondisi awal pembelajaran mengidentifikasi unsur cerita di kelas V SD Negeri … menyatakan bahwa guru masih menggunakan metode konvensional dimana guru sebagai pusat pembelajaran. Materi mengidentifikasi unsur cerita disampaikan dengan menggunakan metode ceramah. Guru hanya memberikan sedikit kesempatan kepada siswa untuk menguatkan pengetahuan mereka tentang materi. Guru tidak melakukan kegiatan-kegiatan membentuk kelompok belajar, memberikan tugas kelompok, mengawasi kegiatan kerja kelompok, melakukan penelitian terhadap hasil kerja kelompok, melakukan penelitian terhadap cara bekerja sama siswa, dan tidak memberikan feedback. Sedangkan kegiatan melaksanakan apersepsi, memotivasi siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran, menyampaikan materi, memberi contoh, memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan menyimpulkan materi hanya dilaksanakan oleh guru dengan cukup baik saja.
Kinerja guru di atas berdampak langsung kepada perilaku siswa kelas V ketika mengikuti pembelajaran. Kebanyakan siswa kelas V hanya menyimak apa yang dijelaskan oleh guru tanpa diberi kesempatan untuk dapat menguatkan pemahaman mereka terhadap materi. Dari 17 orang siswa yang ada di kelas V, hanya ≤ 25% saja yang merespons apersepsi, termotivasi untuk belajar, memahami tujuan pembelajaran, antusias dalam menyimak penjelasan guru, berani untuk bertanya, mampu bekerjasama, mampu menghargai pendapat teman, mampu berinteraksi dengan teman, dan bertanggungjawab dalam menelesaikan tugas.
Fakta-fakta di atas mengakibatkan siswa kelas V tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal. Dari hasil tes awal dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas V mendapat nilai di bawah KKM (di bawah 70). Dari 17 orang siswa yang ada di kelas V, hanya 5 orang siswa saja yang mendapat nilai di atas batas KKM. Sedangkan jumlah siswa yang mendapat nilai kurang dari batas KKM mencapai 12 orang. Ini berarti bahwa dari tes awal didapatkan hasil yang tidak memuaskan, tampak bahwa ketuntasan belajar hanya mencapai 29.4% dengan tingkat penguasaan materi hanya sebesar 63.5%.
Berdasarkan data kondisi awal, peneliti menyimpulkan bahwa siswa kelas V kesulitan untuk dapat menguasai kompetensi dasar mengidentifikasi unsur cerita.  Kemudian, peneliti dibantu kedua orang observer berusaha mencari solusi untuk bagaimana supaya siswa kelas V mampu menguasai kompetensi dasar mengidentifikasi unsur cerita dengan baik. Peneliti memutuskan untuk memakai metode kerja kelompok. Dengan memakai metode ini, guru dapat membentuk kelompok belajar, memberikan tugas kelompok, mengawasi kegiatan kerja kelompok, melakukan penelitian terhadap hasil kerja kelompok, melakukan penelitian terhadap cara bekerja sama siswa, dan memberikan feedback. Diharapkan dengan dilaksanakannya langkah-langkah tersebut, perilaku siswa kelas V dapat berubah menjadi lebih positif lagi terhadap pembelajaran sehingga mereka dapat lebih responsif, termotivasi, antusias, berani, mampu bekerjasama, mampu menghargai pendapat teman, interaktif, dan memiliki rasa tanggungjawab.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul UPAYA mENINGKATKAN KEMAMPUAN Mengidentifikasi unsur cerita SISWA KELAS V SD NEGERI … MELALUI Metode Kerja Kelompok.
1.2    Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti mencoba mencari jawaban atas dua pertanyaan di bawah ini:
1.    Apakah metode kerja kelompok dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi unsur cerita siswa kelas V SD Negeri 3 Bangunsari tahun pelajaran 2015/2016?
2.    Bagaimana proses pembelajaran mengidentifikasi unsur cerita melalui metode kerja kelompok di kelas V SD Negeri 3 Bangunsari tahun pelajaran 2015/2016?
1.3    Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui efektifitas metode kerja kelompok dalam meningkatkan kemampuan mengidentifikasi unsur cerita siswa kelas V SD Negeri ...
2.    Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran mengidentifikasi unsur cerita melalui metode kerja kelompok di kelas V SD Negeri ...
1.4    Kontribusi Hasil Penelitian
Kontribusi hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa metode kerja kelompok dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi unsur cerita siswa kelas V SD Negeri ….
2.    Bagi guru-guru wali kelas V, laporan penelitian tindakan kelas ini menjadi bukti bahwa metode kerja kelompok dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih berkualitas dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur cerita.
3.    Bagi siswa kelas V SD Negeri …, hasil penelitian ini memberikan solusi alternatif bagi masalah yang mereka hadapi dalam belajar khususnya dalam mengidentifikasi unsur cerita.
4.    Bagi peneliti lain, laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan penelitian-penelitian di masa mendatang menyangkut pendidikan dasar, mata pelajaran Bahasa Indonesia, metode kerja kelompok, dan mengidentifikasi unsur cerita.

Dokumen ini dalam bentuk Microsoft Word 2007. Anda bisa mendapatkan full dokumen PTK ini dengan memesan melalui sms ke nomor 085-294-176-789 kemudian mentransfer biaya pengiriman sebesar Rp. 50.000.

Full dokumen berisi:
1.        Bagian awal (halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, abstrak)
2.        Bab 1 – 5
3.        Lampiran 1           : Surat Permohonan Izin Penelitian
4.        Lampiran 2           : Surat Izin Penelitian
5.        Lampiran 3           : Berita Acara Seminar PTK
6.        Lampiran 4           : Daftar Nama Siswa
7.        Lampiran 5           : Daftar Hadir Siswa
8.        Lampiran 6           : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
9.        Lampiran 7           : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
10.    Lampiran 8           : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
11.    Lampiran 9           : Materi Pembelajaran
12.    Lampiran 10         : Lembar Observasi Kinerja Guru Pra Siklus
13.    Lampiran 11         : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
14.    Lampiran 12         : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
15.    Lampiran 13         : Lembar Observasi Perilaku Siswa Pra Siklus
16.    Lampiran 14         : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus I
17.    Lampiran 15         : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus II
18.    Lampiran 16         : Lembar Kerja Siswa Pra Siklus
19.    Lampiran 17         : Lembar Kerja Siswa Siklus I
20.    Lampiran 18         : Lembar Kerja Siswa Siklus II
21.    Lampiran 19         : Riwayat Penulis
22.    Lampiran 20         : Foto Kegiatan

0 comments:

Post a Comment