BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan
penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran
bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan
budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan
kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Dalam silabus mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk kelas V SD Negeri … terdapat standar kompetensi menyimak,
nomor 5. ”Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang
disampaikan secara lisan”
dengan kompetensi dasar nomor 5.2 “Mengidentifikasi unsur cerita”. SK dan KD ini menurunkan indikator-indikator
pembelajaran sebagai berikut:
°
Mengidentifikasi tokoh dari sebuah cerita
yang didengar
°
Mengidentifikasi tema dari sebuah cerita yang
didengar
°
Mengidentifikasi latar dari sebuah cerita
yang didengar
°
Mengidentifikasi amanat dari sebuah cerita
yang didengar
°
Memahami peristiwa yang terjadi dari sebuah
cerita yang didengar
Namun, menurut hasil penelitian
terhadap kondisi awal pembelajaran mengidentifikasi unsur cerita di kelas V SD Negeri … menyatakan
bahwa guru masih menggunakan metode konvensional dimana guru
sebagai pusat pembelajaran. Materi mengidentifikasi unsur cerita disampaikan dengan menggunakan metode ceramah. Guru hanya memberikan
sedikit kesempatan kepada siswa untuk menguatkan pengetahuan mereka tentang
materi. Guru tidak melakukan kegiatan-kegiatan membentuk kelompok belajar,
memberikan tugas kelompok, mengawasi kegiatan kerja kelompok, melakukan
penelitian terhadap hasil kerja kelompok, melakukan penelitian terhadap cara
bekerja sama siswa, dan tidak memberikan feedback.
Sedangkan kegiatan melaksanakan apersepsi, memotivasi siswa, menjelaskan tujuan
pembelajaran, menyampaikan materi, memberi contoh, memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya, dan menyimpulkan materi hanya dilaksanakan oleh guru
dengan cukup baik saja.
Kinerja guru di atas berdampak langsung kepada perilaku siswa
kelas V ketika mengikuti pembelajaran. Kebanyakan siswa kelas V hanya menyimak
apa yang dijelaskan oleh guru tanpa diberi kesempatan untuk dapat menguatkan
pemahaman mereka terhadap materi. Dari 17 orang siswa yang ada di kelas V,
hanya ≤ 25% saja yang merespons
apersepsi, termotivasi untuk belajar, memahami tujuan pembelajaran, antusias
dalam menyimak penjelasan guru, berani untuk bertanya, mampu bekerjasama, mampu
menghargai pendapat teman, mampu berinteraksi dengan teman, dan
bertanggungjawab dalam menelesaikan tugas.
Fakta-fakta di
atas mengakibatkan siswa kelas V tidak dapat
mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal. Dari hasil tes awal dapat
diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas V mendapat nilai di bawah KKM (di
bawah 70). Dari 17 orang siswa yang ada di kelas V, hanya 5 orang siswa saja yang mendapat nilai di atas batas KKM.
Sedangkan jumlah siswa yang mendapat nilai kurang dari batas KKM mencapai 12
orang. Ini berarti bahwa dari tes awal didapatkan hasil yang tidak memuaskan,
tampak bahwa ketuntasan belajar hanya mencapai 29.4% dengan tingkat penguasaan
materi hanya sebesar 63.5%.
Berdasarkan data kondisi awal, peneliti menyimpulkan
bahwa siswa kelas V kesulitan untuk dapat menguasai kompetensi dasar mengidentifikasi
unsur cerita. Kemudian,
peneliti dibantu kedua orang observer berusaha mencari solusi untuk bagaimana
supaya siswa kelas V mampu menguasai kompetensi dasar mengidentifikasi unsur cerita dengan baik. Peneliti memutuskan untuk memakai metode
kerja kelompok. Dengan memakai metode ini, guru dapat membentuk kelompok belajar, memberikan tugas kelompok,
mengawasi kegiatan kerja kelompok, melakukan penelitian terhadap hasil kerja
kelompok, melakukan penelitian terhadap cara bekerja sama siswa, dan memberikan
feedback. Diharapkan dengan
dilaksanakannya langkah-langkah tersebut, perilaku siswa kelas V dapat berubah
menjadi lebih positif lagi terhadap pembelajaran sehingga mereka dapat lebih
responsif, termotivasi, antusias, berani, mampu bekerjasama, mampu menghargai
pendapat teman, interaktif, dan memiliki rasa tanggungjawab.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul UPAYA mENINGKATKAN KEMAMPUAN Mengidentifikasi unsur cerita SISWA KELAS V SD NEGERI … MELALUI Metode Kerja Kelompok.
1.2
Rumusan Masalah
Dalam
penelitian ini peneliti mencoba mencari jawaban atas dua pertanyaan di bawah
ini:
1.
Apakah metode kerja kelompok dapat
meningkatkan kemampuan mengidentifikasi unsur cerita siswa kelas
V SD Negeri 3 Bangunsari tahun pelajaran 2015/2016?
2.
Bagaimana proses pembelajaran mengidentifikasi unsur cerita melalui metode
kerja kelompok di kelas V SD Negeri 3 Bangunsari tahun pelajaran
2015/2016?
1.3 Tujuan
Penelitian
Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui
efektifitas metode
kerja kelompok dalam meningkatkan
kemampuan mengidentifikasi
unsur cerita siswa kelas V SD Negeri ...
2. Untuk mendeskripsikan proses
pembelajaran mengidentifikasi
unsur cerita melalui metode
kerja kelompok di kelas V SD Negeri ...
1.4 Kontribusi
Hasil Penelitian
Kontribusi hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat membuktikan
bahwa metode
kerja kelompok dapat meningkatkan
kemampuan mengidentifikasi
unsur cerita siswa kelas V SD Negeri ….
2.
Bagi guru-guru wali kelas V, laporan
penelitian tindakan kelas ini menjadi bukti bahwa metode kerja
kelompok dapat
digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih berkualitas dalam
rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur cerita.
3.
Bagi siswa kelas V SD Negeri …, hasil penelitian ini memberikan solusi alternatif bagi
masalah yang mereka hadapi dalam belajar khususnya dalam mengidentifikasi
unsur cerita.
4.
Bagi peneliti lain, laporan penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan perbandingan penelitian-penelitian di masa
mendatang menyangkut pendidikan dasar, mata pelajaran Bahasa Indonesia, metode kerja kelompok, dan mengidentifikasi
unsur cerita.
Dokumen ini dalam bentuk Microsoft
Word 2007. Anda bisa mendapatkan full dokumen PTK ini dengan memesan melalui
sms ke nomor 085-294-176-789 kemudian mentransfer biaya pengiriman sebesar Rp.
50.000.
Full dokumen berisi:
1.
Bagian awal (halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, abstrak)
2.
Bab 1 – 5
3.
Lampiran
1 : Surat Permohonan Izin Penelitian
4.
Lampiran
2 : Surat Izin Penelitian
5.
Lampiran
3 : Berita Acara Seminar PTK
6.
Lampiran
4 : Daftar Nama Siswa
7.
Lampiran
5 : Daftar Hadir Siswa
8.
Lampiran
6 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
9.
Lampiran
7 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus I
10.
Lampiran
8 : Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Siklus II
11.
Lampiran
9 : Materi Pembelajaran
12. Lampiran 10 : Lembar Observasi Kinerja Guru Pra Siklus
13. Lampiran 11 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I
14. Lampiran 12 : Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II
15. Lampiran 13 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Pra Siklus
16. Lampiran 14 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus I
17. Lampiran 15 : Lembar Observasi Perilaku Siswa Siklus II
18.
Lampiran
16 : Lembar Kerja Siswa Pra Siklus
19.
Lampiran
17 : Lembar Kerja Siswa Siklus I
20.
Lampiran
18 : Lembar Kerja Siswa Siklus II
21.
Lampiran
19 : Riwayat Penulis
22.
Lampiran 20 :
Foto Kegiatan
0 comments:
Post a Comment